
Menurut NABE Outlook Survey Maret 2019, pertumbuhan ekonomi AS berdasarkan produk domestik bruto (PDB) riil diproyeksikan melambat menjadi 2,4 persen pada 2019 dan semakin melambat menjadi 2 persen pada 2020.
Data ini merupakan survei terbaru terhadap 55 profesional yang dilakukan pada 22 Februari hingga 7 Maret 2019.
Hasil survei terbaru itu lebih rendah dari survei NABE Desember lalu yang memperkirakan pertumbuhan 2019 akan mencapai 2,7 persen.
"Para panelis survei berubah menjadi kurang optimis terhadap prospek (ekonomi) dibanding survei sebelumnya, karena tiga perempat responden melihat risiko-risiko miring ke sisi penurunan, dan hanya 6 persen yang menganggap risiko-risiko beralih ke arah kenaikan ekonomi," kata Presiden NABE Kevin Swift seperti dikutip dari Antara, Selasa (26/3).
Alasan utama yang menjadi perkiraan pertumbuhan ekonomi di antaranya karena kebijakan perdagangan proteksionis AS terhadap mitra dagang utamanya, China, dan laju pertumbuhan yang lambat dari PDB dunia.
"Mayoritas panelis melihat hambatan eksternal dari kebijakan perdagangan dan perlambatan pertumbuhan global sebagai risiko-risiko utama pelemahan pertumbuhan ekonomi," kata Ketua Survei Gregory Daco.
Para ekonom menempatkan potensi resesi mulai 2019 sekitar 20 persen, dan peluang resesi pada akhir 2020 sebesar 35 persen.
"Ini mencerminkan kebijakan kebalikan dovish Federal Reserve pada Januari. Mayoritas panelis mengantisipasi hanya satu kenaikan suku bunga lagi dalam siklus ini dibandingkan dengan tiga kenaikan yang diperkirakan dalam survei Desember," papar Daco.
Pada Rabu (20/3) lalu, Bank Sentral AS Federal Reserve mempertahankan suku bunga di level semula. Sebanyak 11 dari 17 pejabat yang berpartisipasi dalam kebijakan suku bunga memprediksi tidak ada kenaikan suku bunga sama sekali tahun ini, dan sisanya enam anggota memperkirakan suku bunga akan naik antara satu hingga dua kali tahun ini.
Dalam konferensi pers, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan peserta Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) sekarang melihat pertumbuhan 2019 sekitar 2 persen, dengan tingkat pengangguran tetap di bawah 4 persen.
Selain itu, tingkat inflasi inti, yang menghilangkan harga pangan dan energi yang fluktuatif, tetap mendekati level 2 persen.
(Antara/lav)https://ift.tt/2JJcn3E
March 26, 2019 at 10:31PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Survei Sebut Laju Ekonomi AS Melambat sampai 2020"
Posting Komentar