Jerman dan Inggris meminta anggota DK PBB bertemu karena tingkat kekerasan di Sudan semakin meningkat, terutama karena pasukan keamanan kerap terlibat bentrokan saat membubarkan para demonstran yang menentang pemerintahan militer.
"Kami perlu secepatnya kembali ke meja negosiasi," ujar duta besar Jerman untuk PBB, Christoph Heushen, sebelum pertemuan itu. "Senjata tidak bisa mengesahkan legitimasi."
Diplomat Jerman ini juga menyebut rencana pemerintahan militer Sudan untuk menggelar pemilu dalam sembilan bulan ke depan sebagai rencana yang tidak mungkin dilaksanakan.
"Saat ini, menggelar pemilu secepatnya adalah penolakan terhadap demokrasi," kata Heushen kepada wartawan.
Dewan Militer saat ini mengendalikan pemerintahan di Sudan setelah President Omar al-Bashir digulingkan pada 11 April lalu, menyusul gelombang protes dan demonstrasi yang menentang pemerintahannya.
Namun negosiasi antara pemerintah saat ini dan pemimpin demonstrasi berakhir buntu karena tidak tercapai kesepakatan soal pihak yang akan memimpin badan transisi, apakah berasal dari militer atau sipil.
Pada Senin, Sekjen PBB Antonio Guterres mengutuk penggunaan kekerasan oleh pihak keamanan Sudan dan mengatakan bahwa ia mendapatkan laporan soal penembakan di dalam rumah sakit.
Guterres juga meminta negosiasi berlanjut dalam kondisi damai dalam suatu transfer kekuasaan pada pemerintahan yang dipimpin oleh sipil.
(vws)
http://bit.ly/2KoJiJu
June 05, 2019 at 03:42PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dewan Keamanan PBB Rapat Tertutup Bahas Krisis Sudan"
Posting Komentar