Ketika itu ia menemukan grup Dream saat membantu temannya yang menjadi korban penipuan saat membeli tiket pesawat secara daring. Ia mengisahkan temannya mendapat tawaran tiket pesawat gratis melalui Facebook.
Hendra kemudian berinisiatif menambahkan pelaku penipuan sebagai teman. Lewat akun tersebut ia menemukan grup Dream dan memutuskan untuk ikut bergabung.
Awalnya Hendra berpikir grup Dream khusus dibuat untuk memberikan hadiah tiket pesawat. Fakta berkata lain, ia justru mendapati grup tersebut dibuat sebagai wadah jual beli data pribadi."Dia [teman Hendra] update katanya ketipu mau beli tiket pesawat, pas saya lihat komentarnya, dia ketipu dari salah satu anggota grup tersebut," ungkap Hendra kepada awak media di kantor Kemendikbud, Jakarta, Kamis (1/8).
Setelah itu, Hendra mencoba bergabung ke dalam grup tersebut. Dia pun kemudian melihat adanya praktik jual beli data, ada anggota grup yang mengunggah sedang mencari NIK dan KK.
Kemudian ada satu akun yang membalas unggahan itu dengan mengatakan bahwa ia memiliki jutaan data NIK dan KK.
"Saya lihat komennya ada yang punya satu juta data, lima ribu data juga. Awalnya dari situ," jelasnya.
Mengetahui hal tersebut, Hendra kemudian berinisiatif membuat utas (thread) soal aksi jual beli data kependudukan di akun Twitter miliknya. Utas tersebut kemudian mendapat respons beragam dari pengguna Twitter."Padahal itu awalnya cuitan biasa, karena ada yang nanya datanya buat apa, ya saya lanjutin aja terusin jadi utas," pungkasnya.
Merespons temuan Hendra, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melaporkan dugaan sindikat jual beli data pribadi ke pihak kepolisian. Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakhrulloh mengatakan laporan itu sudah dilayangkan ke Bareskrim Mabes Polri.
[Gambas:Video CNN] (din/evn)
https://ift.tt/2T9lxYt
August 02, 2019 at 01:59PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Cerita Akun @hendraIm Bisa Temukan Grup Jual Beli NIK, KK"
Posting Komentar