Sejarah Podcast, dari 'Godfather' AS hingga BKR Brothers

Jakarta, CNN Indonesia -- "Saya muak dengan orang-orang radio. Saya hanya ingin bekerja di radio tanpa orang-orang sok tahu mendikte apa yang harus saya mainkan dan katakan."

Keluhan itu terus berputar di kepala Adam Curry pada awal medio 2000-an. Kala itu, mantan VJ MTV Amerika era 1980-an tersebut kembali ke tanah kelahirannya di Belanda dan menjadi penyiar radio sembari membangun usaha.

Berulang kali gagal, Curry lalu mencari ide usaha yang bisa membuatnya berbicara semau hati, tapi tetap mendulang keuntungan.

"Saat itu, internet sangat lambat, jadi jika kalian ingin dengar potongan audio, harus klik, tunggu lama, klik, klik lagi, dan baru terputar," kata Curry kepada Esquire.

Ia kemudian berkata, "Saya pikir, 'Bagaimana jika komputer kalian tahu kapan harus mengunduh konten yang kalian sukai, dan memberi tahu saat konten itu sudah siap diunduh, dan kalian tinggal klik mainkan?'"

Sejarah Podcast, dari Godfather ke BKR Brothers (FOKUS)Adam Curry, mantan penyiar yang dinobatkan sebagai godfather dunia podcast. (Screenshot via Instagram/@adamc1999)
Saat itulah, Curry teringat dengan Dave Winer, seorang pengembang perangkat lunak yang mewujudkan gagasan memasukkan audio ke dalam sistem feed really simple syndication (RSS). Feed yang awalnya hanya bisa untuk data teks ini bertindak seperti agregator.

Dengan sistem RSS yang dikembangkan Winer, pembuat konten bebas mengunggah data audio di satu kanal di internet, seperti blog. Audio itu otomatis masuk ke feed RSS sehingga pendengar dapat mengetahui jika pembuat konten sudah mengunggah sesuatu.

Melihat usaha Winer yang begitu relevan dengan mimpinya, Curry pun membuat janji temu di salah satu hotel mewah di AS.

"Saya rasa di situ Dave berpikir, 'Siapa orang MTV ini dan apa yang dia inginkan? Rambut lebat, jaket kulit? Gila!' Lalu saya mencoba menjelaskan ide saya untuk menggunakan perangkat lunak garapannya," tutur Curry.

Dalam pertemuan itu, Winer tak memperbolehkan Curry menggunakan piranti lunak buatannya. Namun, gagasan Curry itu menggugah Winer untuk mengoptimalkan ide blog audio dengan mengandalkan sistem RSS.

Sejarah Podcast, dari Godfather ke BKR Brothers (FOKUS)Dave Winer. (Screenshot via Instagram/@davew)
Pada Oktober 2003, Winer membuat kanal RSS yang mengumpulkan rekaman audio wawancara antara mantan wartawan NPR, Christopher Lydon, dengan ahli teknologi dan politikus. Kanal inilah yang disebut-sebut sebagai podcast pertama di dunia.

Namun saat itu, tak banyak yang tertarik dengan konsep Winer. Hingga akhirnya, Winer membuat serial penjelasan audio di mana ia berbicara mengenai metode blog suara gagasannya yang sebenarnya bisa dipraktikkan oleh semua orang.

Podcast ini menginspirasi Curry menggarap program Daily Source Code. Tak bisa menggunakan piranti lunak Winer, Curry akhirnya meretas skrip Apple yang dapat menyuruh komputer melihat satu feed.

Berbekal hasil retas tersebut, Curry menggarap Daily Source Code, yang dianggap sebagai podcast populer pertama di dunia karena dapat diunduh dan langsung diputar di iPod lewat iTunes.

Dengan teknologi tersebut, publik bisa mendengar audio itu kapan pun, tak seperti radio yang harus dinikmati sesuai dengan waktu siaran. 

Saat itu, apa yang dilakukan Curry belum dinamakan podcast, tapi popularitasnya sudah menanjak. Seorang jurnalis bernama Ben Hammersley lantas menangkap tren ini dan membuatnya menjadi artikel di The Guardian pada 2004.

"Dia menulis berita mengenai audio yang diunduh secara otomatis dan menjelang artikel diterbitkan, ia diminta mendaftar 20 kata yang bisa menjadi nama fenomena tersebut. Dia mengarang beberapa kata, termasuk 'podcast' di dalamnya," kata kritikus audio yang pernah mewawancarai Hammersley, Miranda Sawyer.

Podcast sendiri merupakan singkatan dari iPod dan broadcast atau penyiaran. Awalnya, banyak orang mengkritik sebutan ini karena akan selalu identik dengan produk Apple, tapi Curry tak ambil pusing.

"Enam atau tujuh bulan kemudian, Ben dapat surat elektronik dari Oxford English Dictionary yang bertanya dari mana ia dapat kata itu. Berita The Guardian itu menjadi tempat pertama mereka menemukannya. Ben mengaku mengarangnya dan mereka bilang, 'Wah, selamat. Kata itu menjadi word of the year!'" kata Sawyer.

Popularitas siniar memang terus menanjak. Hingga akhir 2005, 3.000 podcast baru bermunculan, bahkan Gedung Putih membuat kanal audio untuk mengunduh pidato-pidato Presiden George W. Bush.

Sejarah Podcast, dari Godfather ke BKR Brothers (FOKUS)George W. Bush, presiden AS pertama yang punya podcast. (Spencer Platt/Getty Images/AFP)
Sebagai tanda hormat, para pembuat podcast menyebut Curry dan Winer sebagai "podfather" alias godfather di dunia podcast.

Gelombang temuan para podfather ini akhirnya sampai ke Indonesia. Pada 2005, Boy Avianto membuat podcast pertama di Indonesia dengan nama Apa Saja Podcast melalui kanal blogspot.

Tiga tahun berselang, SoundCloud hadir dan langsung menjadi media yang dapat membuat podcast lebih mudah didengar. Seiring perkembangan internet di Indonesia, medium podcast kian populer.

Gelombang podcast terjang Indonesia

Popularitas ini ditandai dengan kehadiran sejumlah podcaster yang dianggap sebagai penggawa skena siniar Indonesia, seperti Adriano Qalbi. Membuat Podcast Awal Minggu sejak 2016, Adriano sampai-sampai disebut "Bapak Podcast Indonesia".

Selain Adriano, ada pula Iqbal Hariadi dengan Podcast Subjective (2015), disusul Rane Hafield yang menggarap siniar Suarane (2017).

Riak podcast di Indonesia berubah menjadi gelombang besar setelah Spotify membuka kanal khusus untuk podcast. Semua orang bisa mengunggah konten audio ke Spotify melalui kanal hosting, seperti Gimlet atau Anchor.

Membidik pasar podcast yang kian besar, Spotify mengakuisisi sejumlah layanan hosting, termasuk Gimlet dan Anchor, pada awal 2019.

Sejak saat itu, bermunculan podcast baru yang mengunggah konten secara rutin dan langsung melesat ke posisi atas chart siniar di Spotify, seperti BKR Brothers.

Sejarah Podcast, dari Godfather ke BKR Brothers (FOKUS)BKR Brothers. (CNN Indonesia/Aulia Bintang Pratama)
Memulai episode pertama pada Juni 2019, podcast yang digawangi Ryo Wicaksono, Bobby Mandela, dan Maulana Kasetra ini sudah mengunggah 40 judul hingga 24 Februari 2020.

Kini, satu episode yang baru diunggah saja sudah menjaring 40-50 ribu pendengar dalam kurun waktu satu pekan.

Menurut Molen, demikian Maulana akrab disapa, siniar BKR Brothers dapat melesat karena momen kehadiran mereka yang tepat, kala semua komponen pendukung sudah mumpuni dan podcast anyar baru saja bermunculan.

"Kita beruntung soalnya start di timing yang tepat. Sekarang ini memang momen yang tepat buat podcast," katanya. (has)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2TbKF2k

March 01, 2020 at 09:26AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Sejarah Podcast, dari 'Godfather' AS hingga BKR Brothers"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.