Bola Panas Corona Menggulung Nasib OB hingga Sopir Taksi

Jakarta, CNN Indonesia -- Telepon genggam Leli tak berhenti berbunyi. Dering panggilan telepon, pesan instan Whats App, hingga notifikasi surat elektronik masuk bertubi-tubi 40 menit setelah ia mengumumkan merumahkan sementara sejumlah karyawan.

"PHK (pemutusan hubungan kerja) opsi terakhir kok," cerita Leli, Jumat (20/3).

Leli adalah satu dari 100 karyawan pengelola gedung yang berkantor di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan. Ia diminta untuk menyampaikan keputusan manajemen kepada rekan-rekan sejawatnya terkait pembekuan kontrak kerja.


Dia menumpahkan curahan hatinya dari kedai kopi modern, tempat CNNIndonesia.com menemui perempuan 35 tahun tersebut.
"Delapan karyawan alih daya (outsource) dibekukan. Mereka dikembalikan ke perusahaannya. Pengurangan pekerja lebih lanjut sudah dibicarakan. PHK opsi terakhir kok," terang dia, mengulang ucapannya.

Menurut Leli, keputusan manajemen sebagai imbas dari lesunya bisnis penyewaan ruang sejak pandemi virus corona masuk ke Indonesia awal Maret 2020 lalu. Masalahnya, tidak sedikit event (acara) yang dibatalkan di Kota Kasablanka.

Akibatnya, pendapatan perusahaan tertekan. Di sisi lain, beban operasional perusahaan tidak berkurang sedikit pun. Konsekuensinya, manajemen memangkas beban pegawai. "Corona ini benar-benar yah," katanya melanjutkan.

Jika kondisi ini berlanjut, Leli curiga gelombang PHK akan merembet ke level tengah dan manajemen. Sedikitnya delapan karyawan yang dibekukan kontrak kerjanya, antara lain office boy dan tenaga servis untuk melayani penyewa (tenant).


Sopir Kena Imbas

Di sektor transportasi, sopir-sopir taksi menyebut mata pencarian mereka tergilas ban kebijakan bekerja dari rumah (work from home). Baru sepekan kebijakan ini diterapkan, pesanan antar jemput sudah tiarap.

Salah satu sopir Blue Bird di kawasan Cawang, Jakarta Timur, mengaku baru mengantar tiga tamu setelah 9 jam berkeliling Jakarta. Itu pun, tidak ada tamu yang menyetop taksi di jalan, semua tamu diperolehnya lewat aplikasi pesanan My Blue Bird.

"Dari Senin, 16 Maret lalu, sejak ramai-ramai bilang kerja dari rumah, tidak ada lagi tamu yang seliweran di jalan. Jalanan benar-benar sepi. Ini udah kayak libur lebaran, tidak ada orang lagi," ujarnya.

Padahal, sistem pendapatan di Blue Bird, lanjut dia, berbasis komisi. Ini artinya, jika tidak ada setoran, maka tidak ada komisi yang bisa dibawa pulang oleh sopir.

Riak PHK Corona dan Sopir yang Tergilas Ban Kerja dari RumahIlustrasi petugas kebersihan. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A).

"Kalau sampai pekan depan kondisinya masih seperti ini. Saya akan ikut teman-teman lain, kembalikan kunci. Istilahnya, istirahat, pulang ke kampung dulu lah," tutur pria 52 tahun itu.

CNNIndonesia.com
mencoba menelusuri salah satu sopir Blue Bird yang mengembalikan kunci. Ketika dihubungi, ia enggan bercerita panjang lebar. Namun, ia tidak membantah bahwa pandemi corona dan kebijakan bekerja dari rumah memaksanya pulang tanpa uang selama tiga hari berturut-turut.

"Selasa-Kamis kemarin, saya tidak dapat penumpang sama sekali. Bensin habis muter-muter Jakarta. Uang habis untuk makan, kopi, rokok. Tapi tiga hari saja saya bertahan. Saya enggak kuat, saya terpaksa kembalikan kunci," imbuhnya.

Direktur Utama Blue Bird Noni Purnama mengakui dampak pandemi corona di Indonesia memukul seluruh industri, tak terkecuali transportasi. "Kami pun terdampak penurunan jumlah penumpang yang signifikan," jelasnya.


Namun, Noni melanjutkan armada Blue Bird tetap beroperasi hingga saat ini karena permintaan masyarakat masih ada. Selain itu, manajemen juga ingin memastikan ketersediaan armada untuk melayani kebutuhan pelanggan.

Penurunan jumlah penumpang juga dialami perusahaan transportasi online. Salah satu sopir Gocar, Edi (46 tahun), mengaku sudah dua pekan memarkirkan sementara roda empatnya di rumah sejak pandemi corona meluas di Jabodetabek.

"Awalnya, saya takut karena setiap hari kan penumpang beda-beda ya. Saya takut nanti tertular corona. Eh pas mau mulai 'narik' kemudian ada kebijakan work from home, satu-dua hari pesanan sepi, ya sudah sekalian tidak usah," tegas dia.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Minggu (15/3) lalu, mengimbau masyarakat untuk bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah untuk menekan penularan virus corona.


Komunitas pekerja ojek online, Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) juga sebelumnya telah memprediksi penurunan layanan jasa antar jemput penumpang. Tak tanggung-tanggung, ia memperkirakan penurunan penumpang mencapai 40 persen dari biasanya.

"Order mulai sepi," kata Igun Wicaksono, Ketua Presidium Nasional Garda pekan ini. "Terjadi penurunan pengguna ojol karena pekerja dan anak sekolah bekerja dan belajar dari rumah."

[Gambas:Video CNN]

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2QtRuuj

March 21, 2020 at 09:00AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Bola Panas Corona Menggulung Nasib OB hingga Sopir Taksi"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.