Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia melemah terhadap dolar AS. Terpantau, won Korea melemah 0,75 persen, ringgit Malaysia 0,30 persen, dan yen Jepang 0,04 persen.
Selanjutnya, dolar Singapura juga melemah 0,04 persen. Diikuti, lira Turki yang melemah tipis 0,01 persen. Di sisi lain, penguatan terjadi pada baht Thailand 0,08 persen dan dolar Hong Kong menguat tipis 0,01 persen terhadap dolar AS.
Dari negara maju, mayoritas nilai tukar bergerak menguat terhadap dolar AS. Dolar Kanada dan dolar Australia menguat dengan nilai masing-masing 0,14 persen dan 0,01 persen, serta poundsterling Inggris menguat 0,03 persen. Sementara, hanya euro yang melemah 0,10 persen terhadap dolar AS. Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai pelemahan rupiah disebabkan oleh ekspektasi pesimis pasar atas data pekerjaan di AS akibat virus corona (covid-19).
"Rupiah diprediksikan terkoreksi terhadap dolar AS, mengingat para pelaku pasar global akan menantikan data non-farm payroll AS, serta penyebaran COVID-19 yang secara masif akan menjadikan kekhawatiran bagi para pelaku pasar tersebut," kata Nafan saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (6/3).
Diketahui, data non-farm payroll AS merupakan data jumlah pekerjaan yang ditambahkan atau hilang dalam ekonomi AS selama bulan lalu.
Sementara itu, Nafan melihat data makroekonomi domestik belum ada yang memberi high market impact yang positif bagi rupiah.Dengan demikian, Nafan berpendapat rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.115 hingga Rp14.285 per dolar AS pada hari ini.
"Secara teknikal, terlihat pola bullish harami candlestick pattern yang mengindikasikan ada potensi pelemahan rupiah terhadap dolar AS," pungkasnya.
(ara/bir)
https://ift.tt/2TtHTFH
March 06, 2020 at 08:38AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupih Merana ke Rp14.212, Masih Gara-gara Virus Corona"
Posting Komentar