Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia menguat terhadap dolar AS. Terpantau, yen Jepang menguat 0,83 persen, lira Turki 0,64 persen, won Korea 0,41 persen serta dolar Hong Kong 0,14 persen.
Di sisi lain, pelemahan terjadi pada baht Thailand 0,39 persen, ringgit Malaysia 0,37 persen, diikuti dolar Singapura 0,07 persen terhadap dolar AS.
Kemudian di negara maju, mayoritas nilai tukar bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris dan euro sama-sama menguat dengan nilai masing-masing sebesar 0,70 persen dan 0,34 persen. Sementara, dolar Australia dan dolar Kanada melemah masing-masing sebesar 0,25 persen dan 0,18 persen terhadap dolar AS. Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai penguatan rupiah pagi ini dipengaruhi oleh kebijakan stimulus The Fed dalam memitigasi dampak penyebaran virus corona (covid-19) secara global.
Diketahui, Bank Sentral AS The Fed telah menetapkan penurunan suku bunga acuan dari 1,25 persen menjadi 0,25 persen dan meluncurkan program quantitative easing sebesar US$700 miliar untuk meredam dampak penyebaran virus corona.
"Meskipun demikian, pidato Powell (Kepala The Fed) mengindikasikan dovish (kecondongan menunda kenaikan suku bunga), sehingga mempengaruhi depresiasi dolar AS," kata Nafan saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (16/3).
Sementara dari sisi domestik, Nafan menilai pengumuman neraca perdagangan Februari yang diproyeksikan surplus sebesar US$90 juta berpotensi memperkuat stabilitas rupiah. Lebih lanjut, Nafan berpendapat rupiah akan bergerak menguat di kisaran Rp14.520 hingga Rp14.880 per dolar AS pada hari ini.
(ara/agt)
https://ift.tt/38Q6h92
March 16, 2020 at 08:41AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Stimulus AS Dorong Rupiah Menguat ke Rp14.738 per Dolar"
Posting Komentar