Mantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution agresif mengkritik sejumlah permasalahan yang terjadi di Kota Medan mulai jalan berlubang hingga kasus korupsi. Kritik itu dilontarkan Bobby sejak awal debat putaran kedua Pilkada Kota Medan yang berlangsung di Hotel Mercure Medan, Sabtu (21/11) malam.
Kritik itu tentu sekaligus ditujukan kepada lawannya, yakni Akhyar Nasution yang merupakan calon petahana. Saat ini, Akhyar menjabat sebagai Plt Wali Kota Medan.
"Tugas utama pemerintah memberi jaminan pelayanan ke masyarakat bisa baik, tepat dan cepat. Pelayanan di Kota Medan bisa kita bilang buruk," kata Bobby.
"Ini diperparah dengan indeks persepsi korupsi dari 12 kota besar di Indonesia, Kota Medan menjadi kota terendah. Ini menyebabkan banjir tak pernah usai, jalan berlubang sampah di mana- mana, korupsi tidak pernah selesai," tambahnya.
Dalam debat, Bobby Nasution yang berpasangan dengan Aulia Rachman itu juga melontarkan sejumlah pertanyaan yang menyudutkan paslon petahana, Akhyar Nasution yang berpasangan dengan kader PKS Salman Alfarisi.
Mulai dari gaji perawat khusus penanganan Covid-19 yang dikurangi, masalah penggunaan anggaran sebesar Rp30 triliun dalam 5 tahun terakhir, hingga banjir dan jalan berlubang.
"Bagaimana ada di Kecamatan Medan Baru sampai ada korban meninggal dan bunuh diri. Karena bantuan sosial tidak dirasakannya selama pandemi covid. Apa yang sudah dilakukan Udak Akhyar selaku Plt Wali Kota Medan yang juga Ketua Gugus Tugas Medan," ujarnya.
Calon Wali Kota Medan nomor urut 01, Akhyar Nasution mulanya selalu bicara dengan tenang. Namun, lama-kelamaan, Akhyar menggunakan nada tinggi, terutama di sesi ketiga dan keempat.
Salah satunya saat Bobby menanyakan soal warga bunuh diri. Akhyar langsung menjawab dengan lantang. Dia menegaskan bahwa kasus bunuh diri itu bukanlah disebabkan korban tidak mendapat bantuan selama pandemi Covid.
"Mengenai yang bunuh diri di Padang Bulan,saya hadir ke sana, saya cek itu persoalan keluarga. Real saya di lapangan, saya bukan mendengar berita, tapi saya langsung di lapangan. Itu dia jawaban saya, jadi bukan kata orang, tapi saya langsung ke lapangan. Saya bertanggung jawab terhadap masalah ini," katanya dengan nada tinggi.
Kemudian Bobby Nasution menyebutkan tidak ada transparansi di Kota Medan. Bobby sempat mengatakan Kota Medan mendapatkan anggaran Rp30 triliun. Harusnya setiap tahun ada progres dari pembangunan di Medan.
Akhyar lantas menanggapi pernyataan itu. Dengan nada tinggi, Akhyar mempertanyakan dari mana Bobby mendapat data itu. Menurutnya tahun 2016 realisasi APBD Medan Rp4,3 triliun, tahun 2017 realisasi Rp4,4 triliun, Tahun 2018 sekitar Rp4,5 triliun, dan Tahun 2019 sekitar Rp5,05 triliun.
"Jadi masih empat tahun anggaran. Totalin, itu hanya Rp18 triliun. Jadi bapak ibu sekalian kota Medan transparansi anggaran ada. Tinggal buka website Pemkot Medan semua ada. Jadi data yang tidak benar harus diperbaiki. Kita jadi pemimpin di Medan harus mampu menyampaikan data yang benar, jangan berdasarkan asumsi dan perkiraan," ucap Akhyar emosi.
Kemudian Akhyar juga tampak emosi ketika Bobby Nasution dan Aulia Rachman mempertanyakan honor paramedis di RSUD dr Pirngadi Medan yang masih tertunda dan dokter-dokter di rumah sakit itu keluar. Menurut Aulia kondisi tersebut berdampak buruk terhadap pendapatan Pemkot Medan.
Akhyar kembali emosi mendapat pertanyaan itu. Dia mengatakan honor paramedis tertunda karena BPJS Kesehatan berbelit-belit membayar klaim dari seluruh rumah sakit yang ada di Medan.
"Memang benar terjadi honor tertunda. Karena
Pembayaran honor tertunda sekian lama. Pendapatan Pirngadi adalah BPJS. Kita minta BPJS jangan berbelit untuk membayar klaim dari seluruh rumah sakit. Kita minta badan layanan umum di Medan ini dilayani baik oleh BPJS" ucapnya.
(fnr/bmw)https://ift.tt/3nNUqQO
November 22, 2020 at 07:13AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Debat Pilkada Medan, Nada Tinggi Petahana Hadapi Mantu Jokowi"
Posting Komentar