"Sudah ada hitung-hitungannya sih untuk pertumbuhan ekonomi dalam periode tertentu ke nasional bisa 0,1 persen-0,2 persen, kalau Kalimantan ya lebih tinggi dari itu," ujar Bambang, Kamis (1/8).
Menurutnya, pembangunan ibu kota baru akan menambah geliat ekonomi di kawasan tersebut. Pasalnya, tingkat konsumsi juga lebih tinggi dari sebelumnya.
Bambang menyatakan pemindahan ibu kota ke Kalimantan sengaja dilakukan agar perekonomian bisa merata di luar Pulau Jawa. Maklum, kontribusi terbesar pertumbuhan ekonomi nasional selama ini masih disumbang oleh Jawa.
"Pak Presiden yang menentukan, kami kaji. Butuh lokasi yang bebas bencana. Ini di luar Jawa karena juga ingin mengurangi ketidakseimbangan ekonomi antara Jawa dan luar Jawa," jelasnya.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Kalimantan tahun lalu hanya 3,91 persen atau di bawah rata-rata nasional, 5,17 persen. Kemudian, pada kuartal I 2019, ekonomi Pulau Borneo tumbuh 5,33 persen dengan kontribusi sebesar 8,26 persen terhadap total perekonomian nasional.
Kontribusi ekonomi Kalimantan terhadap perekonomian nasional jauh lebih rendah dari Pulau Jawa. Tercatat, pertumbuhan ekonomi Jawa pada tiga bulan pertama tahun ini sebesar 5,66 persen dengan kontribusi ke ekonomi nasional mencapai 59,03 persen.Sejauh ini pemerintah belum juga memberikan kepastian di mana ibu kota baru akan dibangun. Hal yang pasti, pemerintah sudah mengantongi dua calon provinsi, yakni Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. [Gambas:Video CNN] (aud/sfr)
https://ift.tt/2ywGi6K
August 02, 2019 at 02:40PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pembangunan Ibu Kota Baru Bakal Kerek Ekonomi Kalimantan"
Posting Komentar