
Pengamat kepolisian Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto mengatakan, pemberian miras itu justru dapat merusak citra kepolisian.
"Menurut saya konyol juga itu. Di tengah isu yang sekarang lagi panas, tindakan seperti itu blunder bagi kepolisian," ujar Bambang kepada CNNIndonesia.com, Jumat (23/8).
Bambang tak menampik miras merupakan hal yang lumrah bagi masyarakat Papua. Polisi pun dinilai ingin melakukan pendekatan secara emosional dengan membagikan miras tersebut. Namun, menurutnya, persepsi masyarakat Indonesia terhadap miras selama ini masih negatif.
"Di Papua miras mungkin sesuatu yang lumrah, tapi secara umum ini akan merusak citra kepolisian sendiri," katanya.Ketimbang memberi miras, ucap Bambang, polisi mestinya bisa melakukan pendekatan lain yang lebih positif pada mahasiswa Papua yang berdemo. "Dengan tindakan atau kegiatan lain yang lebih positif akan lebih manfaat ketimbang berbagi miras," ucap Bambang.
Menurutnya, anggota polisi yang membagikan miras tersebut harus diberi sanksi tegas agar peristiwa serupa tak kembali berulang.
"Sanksi etis seperti teguran saya rasa tepat karena ini persoalan persepsi publik secara umum," tuturnya.
Sarce disebut menitip pesan bahwa penerima miras dilarang memberi tahu ke siapa pun terkait pihak yang mengirim miras tersebut. Ketua Imasepa Jawa Barat Roberto Rumpumbo mengecam tindakan aparat tersebut. Dia menilai hal itu sebagai bentuk stigma peminum alkohol pada orang Papua.
Polda Jabar sendiri sejak semalam telah memeriksa Sarce di internal Propam. Polisi masih mendalami motif yang bersangkutan memberikan minuman tersebut.
[Gambas:Video CNN] (psp/ain)
https://ift.tt/2TYlWwW
August 24, 2019 at 02:10PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Polisi dan Tindakan Blunder Kirim Miras ke Mahasiswa Papua"
Posting Komentar