Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti mengatakan rata-rata harga minyak mentah Indonesia (ICP) turun US$9,19 per barel atau 16,23 persen dari US$65,8 per barel menjadi US$56,61 per barel pada bulan lalu.
"Penurunan harga minyak dipengaruhi permasalahan antara Rusia dan Arab Saudi terkait produksi minyak," ujarnya, Senin (16/3).
Sebelumnya, perlambatan ekonomi akibat penyebaran virus corona membuat konsumsi minyak dunia menurun. Arab Saudi selaku produsen utama minyak dunia menginisiasi pemangkasan produksi minyak dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC). Namun, Rusia yang tergabung dalam OPEC+ menolak usulan tersebut. Sebab, OPEC+ sudah lebih dulu memangkas produksi hingga 2,1 juta barel per hari (bph) pada awal tahun ini.
Hal tersebut sempat membuat harga minyak mentah Brent turun 24,59 persen ke US$34,14 per barel. Begitu pula dengan harga minyak mentah AS, WTI anjlok 25,61 persen menjadi US$30,71 per barel.
Komoditas lain yang harganya melorot, kata Yunita, minyak sawit mentah (Crude Palm Oils/CPO) misalnya, yang turun dari US$810 per ton menjadi US$729 per ton.
Lalu, harga batu bara turun dari US$69,7 per ton menjadi US$67,6 per ton. Kemudian, harga karet turun dari US$1,68 per kilogram (kg) menjadi US$1,61 per kg."Penurunan harga komoditas terjadi pada minyak kernel, minyak sawit, batu bara, seng, nikel, aluminium, dan perak. Komoditas yang naik seperti coklat dan emas," ungkapnya.
(uli/bir)
https://ift.tt/3d7w7sa
March 17, 2020 at 08:07AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Cekcok Rusia-Arab soal Minyak Buat Harga Komoditas Lain Turun"
Posting Komentar