Direct swap line sendiri adalah fasilitas yang ada di IMF untuk mencegah krisis di suatu negara. Dengan kata lain, fasilitas itu bisa ditarik saat negara sedang berpotensi krisis likuiditas jangka pendek.
Mayoritas investor asing, sambung Sri Mulyani, menarik dananya dari berbagai negara karena penyebaran virus corona kian meluas. Hal ini membuat mata uang di berbagai negara tertekan.
"Banyak negara alami capital flight (arus dana asing keluar). Oleh karena itu sedang dilakukan upaya meningkatkan direct swap line dari IMF," ucap Sri Mulyani, Kamis (26/3) malam. Ia bilang bantuan ini merupakan terobosan baru yang akan dilakukan oleh IMF. Dengan direct swap line, diharapkan dapat mengurangi risiko tekanan nilai tukar dan likuiditas di sejumlah negara.
"Ini belum pernah terjadi dan ini jadi terobosan untuk mencegah negara-negara yang sebelumnya tidak alami masalah namun sekarang menghadapi risiko foreign exchange," jelas Sri Mulyani.
Kendati demikian, Sri Mulyani tak merinci apakah Indonesia menjadi salah satu negara yang akan menggunakan fasilitas bantuan tersebut.
Namun, sebagai pengingat, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mencatat aliran modal asing yang keluar dari dalam negeri sebesar Rp12,2 triliun sepanjang tahun ini. Rinciannya, sebanyak Rp104,7 triliun keluar pada bulan ini dan Rp20,5 triliun keluar pada Januari-Februari 2020.
"Capital outflow SBN Rp112 triliun dan saham Rp9,2 triliun," ujar Perry.
Akibatnya, sambung Perry, bank sentral nasional perlu terus menggelontorkan likuiditas untuk membeli aset-aset keuangan yang dilepas investor. Begitu pula dengan langkah menyuntik likuiditas ke pasar keuangan.
"Sejauh ini, BI telah injeksi likuiditas di pasar uang maupun perbankan hampir Rp300 triliun," ujar Perry.
[Gambas:Video CNN] (aud/sfr)
https://ift.tt/2UBZ33e
March 27, 2020 at 08:25AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "IMF Siapkan Skema Bantuan Untuk Hadapi Pelemahan Kurs"
Posting Komentar