Deputy Chief Investment Officer (CIO) Mandiri Manajemen Investasi Aldo Perkasa memprediksi dampak negatif penyebaran virus corona hanya berlangsung secara temporer.
"Dampak virus corona ini paling parah kuartal pertama dan masih ada potensi carry over (berlanjut) di kuartal kedua. Tapi kalau belajar dari pattern (pola) SARS, makin summer (musim panas) itu makin mereda. Jadi aktivitas bisnis semua akan mulai berjalan lagi, jadi low base (lesu) di kuartal kedua, dan mungkin kuartal ketiga akan mulai naik," ucapnya, Kamis (5/3).
Untuk diketahui, Menteri Keuangan Sri Mulyani telah menyiapkan berbagai kebijakan untuk menghalau dampak virus corona kepada ekonomi Indonesia. Stimulus itu meliputi tambahan anggaran Kartu Sembako sebesar Rp50.000 dan diskon tarif tiket pesawat. Bahkan, bendahara negara tengah mengkaji opsi penundaan pungutan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 demi menekan dampak meluasnya wabah virus corona di Indonesia. Sejalan dengan itu, bank sentral menurunkan tingkat suku bunga acuan sebesar 2 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen. BI juga menurunkan rasio giro wajib minimum (GWM) valuta asing (valas) bank umum konvensional, dari 8 persen dari Dana Pihak Ketiga (DPK) menjadi menjadi hanya 4 persen. Lalu, GWM rupiah turun sebesar 50 bps dari 5,5 persen menjadi 5 persen bagi perbankan yang menyalurkan pembiayaan ekspor dan impor.
Aldo menilai stimulus tersebut mampu menahan kejatuhan ekonomi akibat virus corona. Namun, pada periode kuartal I dan II ini, ia meramal pasar saham masih bergerak fluktuatif.
"Harapannya ekonomi mulai hike-up (membaik) lagi paling tidak di semester kedua 2020," ujarnya.
Selain dorongan stimulus, ia meyakini virus corona mulai mereda. Kondisi ini ditandai dengan tingkat penyembuhan (recovery) pasien positif corona cukup tinggi yakni lebih dari 50 persen. Hingga Kamis (5/3) pasien yang dinyatakan sembuh di seluruh dunia mencapai 51.171 orang. Sementara korban meninggal akibat virus corona mencapai 3.254 orang. Fakta ini diharapkan dapat mengurangi kekhawatiran investor di pasar."Dalam tiga hari terakhir sudah mulai ada tanda-tanda kekhawatiran pasar mereda, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai hike-up," ujarnya.
Saat ini, Mandiri Manajemen Investasi sendiri belum merevisi target IHSG yakni di rentang 6.900-7.000. Namun demikian, mereka akan merevisi indeks saham setelah melihat perkembangan di kuartal I 2020.
(ulf/age)
https://ift.tt/2xhMQcd
March 06, 2020 at 08:19AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pasar Saham Diramal Bangkit Juli 2020 Usai Terjangkit Corona"
Posting Komentar