Status Gunung Semeru ditentukan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih pada level II atau waspada, kendati aktivitasnya meningkat pada Sabtu (4/12).
PVMBG menjelaskan kesimpulan status itu dinilai dari hasil pemantauan visual dan instrumental, serta mengamati potensi ancaman bahaya.
Menurut Koordinator Kelompok Mitigasi Gunung Api Badan Geologi PVMBG Kristianto, dari pengamatan visual menunjukkan kemunculan guguran dan awan panas guguran. Hal itu disebut akibat ketidakstabilan endapan lidah lava.
Kata dia aktivitas Gunung Semeru pada 1-4 Desember adalah aktivitas di permukaan (erupsi sekunder). Sementara data kegempaan tidak menunjukkan kenaikan jumlah dan jenis gempa yang diasosiasikan gerakan magma atau bebatuan segar ke permukaan.
Gempa guguran pada 1 dan 3 Desember dijelaskan masing-masing terjadi empat kali. Gempa-gempa vulkanik (gempa vulkanik dalam, vulkanik dangkal, dan tremor) yang mengindikasikan kenaikan magma ke permukaan terekam jumlahnya sangat rendah.
Sementara pada 4 Desember mulai 13.30 WIB terekam getaran banjir, lalu pada 14.50 WIB teramati awan panas guguran dengan jarak luncur 4 km dari puncak atau 2 km dari ujung aliran lava ke arah tenggara (Besuk Kobokan).
"Potensi ancaman bahaya erupsi Gunung Semeru berupa lontaran batuan pijar di sekitar puncak, sedangkan material lontaran berukuran abu dapat tersebar lebih jauh tergantung arah dan kecepatan angin," katanya.
Potensi bahaya lain yang disebut yakni awan panas guguran dan guguran batuan dari kubah ke tenggara dan selatan.
"Jika terjadi hujan dapat terjadi lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak, sehingga dalam status waspada agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak 5 km arah bukaan kawah sektor selatan-tenggara," ucap dia seperti diberitakan Antara.
Masyarakat juga diminta waspada potensi awan panas guguran lava dan lahar dingin di sepanjang aliran sungai atau lembah, terutama di aliran Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.
"Radius dan jarak rekomendasi itu akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya," katanya.
Erupsi Gunung Semeru sejauh ini diketahui telah membuat satu orang meninggal. Sebanyak 10 orang diduga penambang pasir dikatakan Badan Nasional Penanggulangan Bendana masih terjebak di area berbahaya.
Menurut Kementerian Kesehatan ada 45 orang mengalami luka bakar.
(fea)https://ift.tt/3dlZGb2
December 05, 2021 at 01:46AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Gunung Semeru Erupsi, Status Tetap Level II Waspada"
Posting Komentar