Sebelum menjadi pemain bintang di Timnas Indonesia U-22 dan pilar penting Bhayangkara FC, Sani hanya seorang pemuda biasa. Menurut Pembina SSB Urakan FC, Gito Sulaksmono, Sani merupakan anak muda yang punya tekad menaikkan derajat keluarganya.
Gito mengungkapkan kemampuan Sani tercium saat Urakan FC mencari pemain untuk mengikuti Piala Soeratin U-17 regional DKI Jakarta tahun 2015. Kala itu, pemain asal Sukabumi, Jawa Barat, sedang bermain dalam sebuah ajang tarikan kampung (tarkam)."Waktu itu kami butuh pemain U-15, jadi Hendra (salah satu pendiri Urakan) bersama Sukabar (pelatih tim), mencari pemain ke kampung-kampung. Saat itu Sani masih kelas dua SMA dan Sani sering bermain dengan pemain yang usianya lebih tua," ujar Gito kepada CNNIndonesia.com.
Jalan berliku dilalui Sani setelah masuk ke SSB Urakan. Menurut Gito, pemuda berusia 21 tahun itu harus bolak-balik Sukabumi-Jakarta untuk sekadar mengasah kemampuan sepak bolanya di sebuah turnamen yang kompetitif.
![]() |
"Dia itu anak yang luar biasa dan sikapnya bagus. Dia mau terus belajar dan tidak pernah lewat puasa Senin dan Kamis. Perkembangannya saat itu sangat bagus. Dia ingin membahagiakan kedua orang tuanya," ucap Gito memberikan pujian.
Peluang Sani menekuni karier sebagai pemain profesional semakin terbuka setelah tampil di Piala Soeratin U-17. Sani yang saat itu masih bermain sebagai striker tampil bagus dengan mencetak sembilan gol dari enam pertandingan bersama Urakan.
Setelah itu, Sani kemudian direkomendasikan untuk memperkuat tim Diklat DKI Jakarta. Berkat saran dari mantan pemain timnas Indonesia, Sutan Harharah, Sani kemudian berubah posisi dari striker menjadi gelandang.
Di posisi tersebut, kemampuan Sani semakin terasah menjadi salah satu pemain muda berbakat di Indonesia. Pintu untuk bermain di level profesional terbuka setelah terpilih dalam seleksi tim Bhayangkara FC untuk tampil di Liga 1 U-19.
![]() |
"Akhirnya dia dibawa ke Jakarta, ditawarkan ke Rasito (pelatih Diklat Jakarta) lalu diikutkan seleksi. Pas mau seleksi, kami tampil di Soeratin U-17 Jakarta, kami kemudian menjadi juara untuk mewakili di putaran nasional. Selesai di Piala Soeratin , kemudian diseleksi Rasito dan kemudian masuk PPLP Jakarta," ia melanjutkan.
Gito mengaku salut karena Sani tetap menjadi pribadi yang santun setelah berlabel pemain timnas. Bahkan, Sani tidak pernah lupa untuk berkomunikasi dengan dirinya saat melalui tahapan seleksi timnas Indonesia U-22 jelang tampil di Piala AFF U-22 2019, beberapa waktu lalu.
"Sani punya sikap yang bagus, komunikasinya baik, dan punya pola pikir yang maju," tukas Gito.Sani mencetak gol penyama kedudukan timnas Indonesia U-22 saat mengalahkan Thailand 2-1 pada final Piala AFF U-22 di Stadion Olympic, Phnom Penh, 26 Februari 2019. Gol itu memantik motivasi skuat asuhan Indra Sjafri yang akhirnya berhasil membalikkan keadaan berkat gol yang dicetak Osvaldo Haay. (jas/jun)
https://ift.tt/2T7Iq1j
March 02, 2019 at 04:15AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Perjuangan Sani Rizki, Tekad Besar demi Bahagiakan Orangtua"
Posting Komentar