Pengalaman itu saya rasakan ketika mengunjungi Barcelona beberapa waktu lalu. Saya tiba pada Minggu siang waktu setempat.
Kebetulan, hotel tempat saya menginap tepat berada di samping pusat perbelanjaan. Dari jendela kamar saya terlihat berbagai papan nama restoran dan merk fesyen.
Karena merasa lapar, saya bergegas keluar kamar untuk menyambangi mal tersebut. Sesampainya di pintu masuk mal saya baru tersadar: malnya tutup.
Pintu mal memang tidak terkunci dan tetap bisa didatangi, hanya saja semua toko tidak beroperasi dan lampu gedung dipadamkan.
Petugas keamanan mal yang saya datangi menjelaskan bahwa setiap hari Minggu pusat perbelanjaan di Barcelona mayoritas tutup.
Ia lanjut mengatakan bahwa di Spanyol hari Minggu dianggap sebagai hari untuk beristirahat.
Namun tetap ada satu hingga dua kafe kecil yang tetap buka di pinggiran Barcelona. Sudah pasti kafe-kafe itu dipadati pengunjung.
Pengalaman serupa saya rasakan pekan berikutnya ketika berkunjung ke Sevilla. Pusat perbelanjaan tidak ada yang buka, tapi kafe dan toko souvenir di lokasi tujuan turis tetap buka.
Karena pusat perbelanjaan tutup, taman dan ruang terbuka lainnya jadi ramai. Pengunjungnya sibuk melakukan berbagai aktivitas, mulai dari membaca buku, berpacaran, sampai piknik dengan keluarga.
Sebuah pemandangan yang jarang saya lihat di Jakarta, karena mayoritas masyarakatnya memilih mal untuk menghabiskan waktu liburan.
Jika taman dan ruang terbuka di Indonesia bisa dibuat seteduh dan senyaman di Spanyol mungkin masyarakat kita jadi punya pilihan baru untuk bersantai ketimbang menghabiskan uang di pusat perbelanjaan.
(age)http://bit.ly/2KfsB2X
May 30, 2019 at 11:42PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Alasan Pertokoan di Spanyol Tutup pada Hari Minggu"
Posting Komentar