"Penyebabnya penurunan. Di daerah Garut, Tasik, itu kan daerah pegunungan. Banyak jalan KA di lereng bukit," ujar Budi di kantor Kemenhub, Jakarta, Kamis (30/5).
Akibatnya, kata Budi, ketika kereta berjalan dengan kecepatan tinggi akan menimbulkan getaran pada jalur yang dilewati. Kondisi ini akan diperparah ketika hujan."Jadi kalau kecepatan tinggi itu bergetar. Apalagi kalau ada hujan, itu yang buat anjlok," katanya.
Hingga sore tadi, tutur Budi, sejumlah KA yang melintasi kilometer 193-192 mulai lancar. Pembatasan kecepatan yang semula 10 kilometer per jam meningkat 30 kilometer per jam.
"Sampai jam lima sore tadi sudah membaik. Kecepatan 20 kilometer per jam, malam ini 30 kilometer per jam. Jaraknya tidak panjang sehingga tidak membuat traffic KA terganggu," katanya.
Budi mengklaim telah mengimbau sejak jauh hari agar KA lebih waspada jelang libur lebaran. Pasalnya, kereta termasuk salah satu moda transportasi favorit yang kerap digunakan masyarakat."Sebelum libur saya sudah sampaikan agar selalu waspada," imbuhnya.
Sebelumnya, kereta api Lodaya Tambahan keberangkatan Solo Balapan menuju Bandung mengalami anjlok di KM 193-192 antara Stasiun Lebakjero dan Stasiun Nagreg, Jawa Barat. Gerbong yang anjlok berada di urutan ketiga dari depan. (pris/fea)
http://bit.ly/2EKsAR9
May 31, 2019 at 06:54AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Menhub Ungkap Penyebab KA Lodaya Tambahan Anjlok"
Posting Komentar