
Menteri Pertahanan Prancis, Florence Parly, mengatakan bahwa negaranya akan terus memegang teguh komitmen kesepakatan nuklir pada 2015 lalu.
Namun, Prancis memperingatkan Iran dapat dijatuhi sanksi lebih banyak jika tidak mematuhi janjinya dalam kesepakatan nuklir JCPOA tersebut.
"Saat ini, Iran yang akan paling rugi jika meninggalkan perjanjian ini," ujar Parly sebagaimana dikutip Reuters.
"Kami menyerukan kepada semua pihak terkait untuk tetap tenang, memperkuat dialog, dan menghindari peningkatan ketegangan," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang.
Seruan ini dilontarkan tak lama setelah Presiden Hassan Rouhani mengancam bakal melakukan pengayaan uranium jika pihak-pihak penandatangan JCPOA tak membantu negaranya di tengah sanksi Amerika Serikat.
Rouhani memberikan waktu 60 hari bagi kelima negara tersebut untuk berjanji melindungi sektor minyak dan perbankan Iran di tengah sanksi AS.
"Jika kelima negara tersebut datang ke meja perundingan dan kami mencapai kesepakatan itu, dan jika mereka dapat melindungi kepentingan sektor minyak dan perbankan kami, kami akan tetap melanjutkan komitmen," ujar Rouhani.
Perjanjian yang diteken pada 2015 lalu itu menyepakati bahwa negara Barat akan mencabut serangkaian sanksi terhadap Teheran.
Sebagai balasan, Iran harus menyetop segala bentuk pengembangan senjata rudal dan nuklirnya, termasuk pengayaan uranium.
Namun, AS menarik diri secara sepihak dari perjanjian nuklir itu pada Mei 2018 lalu dan kembali menerapkan sanksi atas Iran. (has)
http://bit.ly/2H7XTXG
May 08, 2019 at 11:44PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Iran Ancam Pengayaan Uranium Lagi, Prancis dan China Bersuara"
Posting Komentar