
Kali ini hari lupus sedunia diperingati bersamaan dengan bulan Ramadan. Lalu apakah aman bagi para odapus (orang dengan lupus) untuk berpuasa?
Tiara Savitri, founder Yayasan Lupus Indonesia (YLI) menegaskan, odapus boleh berpuasa. Hanya saja sebelum berpuasa, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.
"Konsumsi obat kan biasanya 3x1, pagi, siang dan malam. Kalau dokter lihat kondisi bagus, puasa diizinkan dan pola konsumsi obat diubah. Jadi minumnya pagi waktu sahur, lalu saat berbuka puasa dan sebelum tidur," jelas Tiara melalui sambungan telepon pada CNNIndonesia.com, Jumat (10/5).
Dia menambahkan, dokter bisa melakukan tapering off atau secara bertahap menurunkan dosis obat jika kondisi dinilai memungkinkan. Pola konsumsi obat pun bisa berubah menjadi dua kali sehari atau dikonsumsi saat sahur dan berbuka puasa saja.
Di samping itu, odapus sebenarnya tidak memiliki pantangan apapun soal asupan. Selama ini, kata dia, beredar informasi di antara kawan-kawan odapus bahwa odapus tidak boleh mengonsumsi daging merah, susu, tepung atau segala sesuatu yang mengandung gluten.
"Yang penting makanan harus berimbang. Apa boleh makan daging merah? Boleh, itu kan sumber protein. Susu juga boleh. Tidak ada pantangan apapun untuk odapus," ucapnya.
Bagaimana dengan vitamin?
Tak bisa dimungkiri vitamin diperlukan untuk menunjang kesehatan apalagi saat berpuasa. Namun dari pengalaman Tiara, vitamin sebenarnya tidak diperlukan. Dari hasil konsultasinya dengan ahli kesehatan, saat kebutuhan gizi terpenuhi dan olahraga sudah dilakukan rutin maka tak perlu konsumsi vitamin tambahan.
Tiara pun memberikan beberapa catatan buat odapus selama menjalankan ibadah puasa.
Sahur, jangan sampai tidak sahur. Tiara menegaskan sebaiknya makan sahur secukupnya dan dengan gizi seimbang.
Buka puasa, sama seperti sahur, sebaiknya berbuka tidak berlebihan walau ada banyak godaan menu-menu berbuka yang tak jarang istimewa. Kadang odapus jadi lupa diri karena ingin ini dan itu.
Dari pengalamannya menjalankan puasa, ia biasa berbuka dengan air putih, buah dan sayur. Menu yang mengandung protein dan karbohidrat disantap saat makan malam.
Satu hal yang juga penting bahwa puasa bukan alasan untuk tidak berolahraga. Jika sanggup, kata dia, maka sebaiknya berolahraga sesuai kemampuan.
"Olahraga bisa tiga jam sebelum berbuka atau setelah berbuka. Badan jangan dibiarkan diam, jadi gerakkan tubuh kita, olahraga apapun itu, semampu kita," imbuhnya.
Obat-obatan, buat odapus yang masih konsumsi obat-obatan, elemen satu ini tak boleh terlewat.
"Dan yang paling utama, berprasangka baik, jangan takut, yakin bahwa puasa membuat kita sehat," katanya.
Keyakinan ini dia dapat selepas pengalaman menakhlukkan Gunung Kilimanjaro, Tanzania. Setelah 21 tahun hidup tanpa obat, Tiara akhirnya harus berkawan lagi dengan steroid dkk karena kondisinya jelang pendakian tak stabil. Ginjal mengalami kebocoran cukup besar. Namun dokter mengizinkan berangkat setelah terapi selama 10 hari.
Harus diakui, odapus musti siap dengan kemungkinan kambuh baik itu kambuh ringan, sedang dan berat. Tiara mengalami kambuh sedang-berat. Ia berhasil mendaki Kilimanjaro dengan segala kendalanya. Kembali ke Indonesia, ia masih mengonsumsi obat hingga satu setengah bulan. Kini, obat-obatan itu tak lagi disentuhnya.
"Ini pembelajaran, bahwa keberhasilan ini bukan hanya karena obat-obatan tetapi juga semangat dan prasangka baik. Kita yakin pasti bisa," pungkasnya. (els/chs)
http://bit.ly/2LyypqP
May 10, 2019 at 09:02PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Odapus Tak Perlu Ragu Berpuasa Ramadan"
Posting Komentar