Pagi hari ini, sebagian besar mata uang utama Asia menguat terhadap dolar AS. Dolar Hong Kong menguat 0,03 persen, dolar Singapura menguat 0,11 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,12 persen. Sementara itu, baht Thailand menguat 0,13 persen dan won Korea Selatan menguat 0,46 persen.
Sementara itu, di kawasan Asia, hanya yen Jepang saja yang mencatat pelemahan terhadap dolar AS, yakni sebesar 0,04 persen. Di sisi lain, sebagian besar mata uang negara maju juga menguat terhadap dolar AS seperti poundsterling Inggris sebesar 0,03 persen, euro sebesar 0,13 persen, dan dolar Australia sebesar 0,37 persen.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan saat ini kondisi pelaku pasar tertuju pada rencana pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping yang akan bertemu di pertemuan G-20 di akhir pekan ini. Pertemuan ini saja sudah menjadi sinyal baik bagi drama perang dagang, meski beberapa analisis mengatakan bahwa peluang terobosan kesepakatan antara keduanya cukup kecil.
Di sisi pasar domestik, pelaku pasar menanti rilis neraca perdagangan pada bulan Mei lalu, setelah neraca perdagangan pada April mencatat defisit US$2,5 miliar. Kendati demikian, sinyal positif dari domestik masih terasa setelah Bank Indonesia (BI) menurunkan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) bagi perbankan di dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pekan lalu.
"Sehingga untuk hari ini rupiah akan ditransaksikan pada level Rp14.070 hingga Rp14.210," jelas Ibrahim, Senin (24/6). (glh/agi)
http://bit.ly/2N5jkO8
June 24, 2019 at 03:50PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Awali Pekan, Rupiah Menguat ke Rp14.155 per Dolar AS"
Posting Komentar