Pele, Ronaldo, Ronaldinho, dan Kaka adalah segelintir bintang Brasil di lapangan hijau. Kini Selecao pun memiliki satu nama masyhur yang kerap menjadi tulang punggung tim.
Satu nama yang berada di puncak ketika membicarakan sepak bola dan Brasil saat ini adalah Neymar. Status pemain termahal, beragam drama di dalam dan di luar lapangan, menambah nilai jual Neymar selain kemampuan gocek menggocek bola dan menyarangkan si kulit bulat.
Hitungan hari sebelum Copa America 2019 berlangsung, Neymar divonis cedera dan dipastikan tidak akan berlaga di edisi ke-46 kejuaraan sepak bola antarnegara Amerika Selatan.
Cedera Neymar menjelang Copa America 2019 menghanyutkan memori kepada cedera yang dialami mantan pemain Santos itu ketika Piala Dunia 2014. Tanpa Neymar, Brasil tunggang langgang dipermalukan Jerman.
Neymar mengalami cedera jelang tampil di Copa America 2019. (REUTERS/Ueslei Marcelino)
|
Philippe Coutinho, Gabriel Jesus, Roberto Firmino, dan Alisson Becker adalah sosok yang kerap menjadi sorotan, namun level pemain-pemain tersebut belum menembus tataran 'bintang' yang menonjol dan kerap menghiasi skuat Canarinho.
Dalam dua keberhasilan terakhir menjadi juara Copa America, Brasil tidak diperkuat pemain yang layak diberi cap pemain bintang.
Berselang tiga tahun kemudian, beberapa perubahan terjadi. Beberapa nama di atas kehilangan tempat dan pemain-pemain seperti Dani Alves, Robinho, dan Gilberto Silva tampil sebagai pengganti.
Tidak ada nama seperti Ronaldinho dan Kaka yang sedang menikmati status bintang tergabung ketika itu, namun hasilnya gelar juara ada di genggaman.
Lebih jauh pada Piala Dunia 1994, Romario, Bebeto, Carlos Dunga, Aldair, Cafu, adalah pemain kelas rata-rata yang kemudian menjadi bintang setelah mengantar Brasil juara.
Ronaldo, salah satu bintang lawas timnas Brasil. (AFP PHOTO / ANTONIO SCORZA)
|
Copa America 2019 merupakan peluang emas bagi Brasil untuk menempati podium teratas dalam sebuah kejuaraan. Sudah cukup lama pengoleksi lima gelar juara dunia itu kering prestasi.
Sejak meraih gelar Copa America 2007, Brasil seperti jauh dari prosesi pengalungan medali emas. Setelah perempat final Piala Dunia 2010 dan Copa America 2011, harapan meraih gelar tercurah di Piala Dunia 2014 yang akhirnya hanya berujung pada peringkat keempat. Kegagalan di Copa America 2015 dan 2016 berlanjut ke Piala Dunia 2018.
Enam kesempatan meraih predikat juara yang terlewat tentu menjadi pukulan telak bagi salah satu kiblat sepak bola dunia.
Brasil memiliki kans meraih gelar juara Copa America 2019. (REUTERS/Diego Vara)
|
Usai meraih tiga gelar juara dunia dari empat keikutsertaan, sejak 1958 hingga 1970, Brasil seolah tenggelam lantaran gagal mempertahankan gengsi juara di berbagai turnamen. Nama Brasil kembali muncul ketika menjadi juara Copa America 1989 dan Piala Dunia 1994.
Tanpa Neymar yang sudah 27 tahun, Brasil memang masih mengandalkan pemain-pemain lawas seperti Dani Alves dan Thiago Silva. Namun ada beberapa pemain muda atau usia emas yang bisa menjadi andalan di masa depan seperti Marquinhos, Coutinho, Casemiro, Jesus, Firmino, Richarlison, dan David Neres.
Jika memang menjadi juara, pemain-pemain tersebut akan memiliki modal untuk meningkatkan kepercayaan diri mengatrol prestasi sepak bola Brasil. Setelah kejuaraan antarnegara Amerika Selatan tahun ini, Copa America 2020 dan Piala Dunia 2022 akan menjadi pertaruhan Brasil selanjutnya.
Ketiadaan bintang yang digantikan permainan kolektivitas bisa jadi merupakan formula sukses Brasil, merujuk pada keberhasilan pada masa lalu. (har)
https://ift.tt/2Xv8DZS
July 06, 2019 at 03:40PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Formula Lama Timnas Brasil, Juara Tanpa Bintang"
Posting Komentar