'Spider-Man: Far From Home' Membuka Semesta Baru Marvel

Jakarta, CNN Indonesia -- Sejak awal, Peter Parker tampaknya tidak ditakdirkan untuk hidup bahagia. Terlebih, dalam Spider-Man: Far From Home, ia harus berjuang mengatasi rasa duka sepeninggal Tony Stark atau Iron Man di Avengers: Endgame, sembari menyeimbangkan hidup sebagai seorang pelajar SMA.

Kesedihan bukan hal baru untuk Parker, yang tumbuh besar tanpa kehadiran orang tua. Paman Ben yang mengasuhnya bersama Bibi May pun diceritakan Marvel tewas di tangan seorang pencuri, salah satu peristiwa yang mendorong Parker menjadi pahlawan super. Parker kembali mendapat figur ayah di sosok Tony Stark, namun kebersamaan itu pun tak bertahan lama.

Peter Parker harus menghadapi banyak tragedi dalam hidupnya. (dok. Marvel Studios/Sony Pictures via YouTube)

Spider-Man: Far From Home menawarkan sejumlah perubahan menarik. Yang paling menonjol, kehadiran Mysterio (diperankan Jake Gyllenhaal) sang master ilusi. Di komik, Mysterio adalah musuh besar Spider-Man. Dalam debutnya di Far From Home, Quentin Beck diceritakan berkoalisi dengan Parker untuk mengalahkan Morris Bench alias Hydro-Man.

Menanggapi koalisi tersebut, penggemar mencetuskan teori kemungkinan lahirnya geng Sinister Six yang beranggotakan enam musuh Spider-Man, termasuk Mysterio. Dalam sebuah wawancara pada 2017 silam, pemeran Peter Parker, aktor Tom Holland tak sengaja mengungkapkan masih akan ada film-film Spider-Man berikutnya.

"Maafkan saya, Marvel. Ups!" kata Holland saat itu.


Selain Mysterio, Spider-Man: Far From Home juga menampilkan karakter berhijab untuk pertama kalinya, bukan sekadar sebagai cameo. Hal baru lain adalah keputusan pihak studio untuk memberi peran kepada seorang aktor transgender bernama Zach Barack. Film ini mulai terlihat membuka gerbang perubahan Marvel.

Spider-Man: Far From Home adalah film ke-23 dari Marvel Cinematic Universe (MCU) sekaligus sebagai sekuel untuk Spider-Man: Homecoming. Avengers: Endgame sebagai klimaks dituntaskan oleh Far From Home, yang di saat bersamaan menjadi awal fase baru MCU. Pintu-pintu semesta lain diceritakan terbuka karena jentikan jari yang dipasangi infinity stones dalam Endgame, menghadirkan berbagai kemungkinan lain.

Artinya, sejumlah keuntungan untuk Marvel Studios. Sukses Endgame yang sensasional tidak bisa dilepaskan dari film-film MCU lainnya, seperti Black Panther (2018) yang menyasar pasar Afrika. Mereka diketahui telah menyiapkan cerita untuk karakter-karakter dari ras lain, misalnya Shang-Chi yang dijuluki Master of Kung Fu.

Romansa Spider-Man dan Mary Jane menjadi bumbu menggemaskan dalam kisah kehidupan Peter Parker. (dok. Sony Pictures)

Marvel terlihat bermain di banyak sektor, dan mereka memainkan pion dengan baik, termasuk dalam memporak porandakan emosi penonton seperti dalam Avengers. Jika diperhatikan benar, tokoh-tokoh dalam rangkaian MCU ditampilkan lebih emosional, sembari menebar petunjuk di sana-sini, membuat penggemar semakin menggila berteori.

Tentu saja, sejarah panjang Spider-Man menjadi nilai tambah tersendiri bagi karakter yang menjadi kesayangan mendiang Stan Lee, kreator semesta Marvel. Aktor Tom Holland boleh berbangga hati karena sejauh ini, dia adalah pemeran Spider-Man favorit penonton. Bahkan Jake Gyllenhaal pun mengakui Holland adalah Spider-Man terbaik.

Spider-Man: Far From Home menawarkan sejumlah pemandangan indah, karena pengambilan gambar dilakukan di banyak negara di Eropa. Ditambah sedikit percikan bumbu romantis dengan MJ (singkatan untuk Michellle Jones, bukan Mary Jane) dan fakta-fakta tersembunyi yang diungkap perlahan melalui berbagai petunjuk, film ini diprediksi tak hanya akan meraup sukses global, namun menjadi tonggak pencapaian tersendiri bagi Marvel Studios. (rea)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/30eqRvF

July 06, 2019 at 03:22PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "'Spider-Man: Far From Home' Membuka Semesta Baru Marvel"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.