Analis Artha Sekuritas Dennies Christopher Jordan mengatakan AS dan China baru saja memberlakukan tarif tambahan untuk impor barang masing-masing negara pada 1 September 2019.
Selain itu, IHSG minim sentimen positif. "Ada potensi pelemahan dalam jangka pendek," ujarnya dalam riset tertulis, Rabu (4/9).
Di samping itu, ia bilang investor masih mengantisipasi data perekonomian AS. Data-data tersebut akan mempengaruhi kebijakan yang sekiranya diambil pemerintah Negeri Paman Sam.
Ia memprediksi IHSG pada hari ini bergerak di rentang support 6.212-6.237 dan resistance 6.299-6.336.Di tengah pelemahan itu, ia merekomendasikan beli untuk saham PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) dengan target harga di rentang Rp2.080-Rp2.120 per saham.
Analis Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya melanjutkan investor bisa memanfaatkan koreksi wajar untuk mengakumulasi saham. Sebab, pola gerak IHSG dalam jangka panjang masih menunjukkan potensi penguatan.
"IHSG diprediksi bergerak di 6.187-6.372," katanya.
IHSG terpantau melemah selama dua hari berturut-turut. Pada penutupan perdagangan Selasa (3/9), indeks turun 0,46 persen ke posisi 6.261.Mengutip Reuters, saham-saham utama Wall Street jatuh pada perdagangan Selasa (3/9). Dow Jones turun 285,26 poin atau 1,08 persen menjadi 26.118. Lalu, S&P 500 turun 20,19 poin atau 0,69 persen menjadi 2.906, dan Nasdaq Composite turun 88,72 poin atau 1,11 persen menjadi 7.874.
Pemicunya adalah kekhawatiran investor terhadap prospek pertumbuhan global setelah data aktivitas pabrik AS menyusut pada Agustus untuk pertama kalinya sejak 2016.
Indeks aktivitas pabrik AS secara nasional turun menjadi 49,1 atau lebih rendah prediksi analis yang disurvei Reuters, yakni 51,1.
[Gambas:Video CNN] (ulf/bir)
https://ift.tt/2LsZkRl
September 04, 2019 at 01:56PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "IHSG Masih Lunglai Terkena Imbas Perang Dagang"
Posting Komentar