Dikutip dari AFP, iklim periode ini diperkirakan naik 1,1 derajat Celcius di atas era pra-industri (1850-1900) dan 0,2 derajat Celcius lebih hangat sejak 2011-2015.
Empat tahun terakhir ini sudah menjadi terpanas sejak pencatatan iklim dan cuaca dimulai pada 1850.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan saat ini dunia semakin memiliki kesenjangan terkait perubahan iklim. Laporan terbaru merinci sejauh mana kesenjangan yang harus dilakukan dengan apa yang terjadi semakin melebar.
Perjanjian Paris 2015 mencatat negara-negara yang menetapkan target nasional agar mengurangi emisi agar membatasi kenaikan suhu jangka panjang di bawah dua derajat celcius atau idealnya 1,5 derajat celcius di atas tingkat pra-industri.
Perjanjian tersebut menjadi tolak ukur yang akan membatasi dan mengatasi dampak pemanasan pada sistem cuaca dunia. Namun, laporan ini menuliskan, jika semua negara telah memenuhi tujuan pengurangan emisi, dunia tetap akan 'menghangat'.
Profesor dan Ketua Manajemen Karbon Universitas Edinburgh Dave Reay mengungkap prediksi kenaikan suhu derajat bumi bak limit kartu kredit.
"Kredit karbon global kami sudah maksimal," tambahnya. "Jika emisi tidak mulai turun, akan ada neraka untuk dibayar."
Pada 2018, karbon dioksida global adalah 407,8 bagian per juta (ppm), 2,2 ppm lebih tinggi dari 2017 dan ditetapkan untuk mencapai atau melebihi 410 ppm pada 2019.
"Terakhir kali atmosfer Bumi mengandung 400 bagian per juta CO 2 adalah sekitar 3-5 juta tahun yang lalu," kata laporan itu.
Pada saat itu, suhu permukaan rata-rata global dua hingga tiga derajat Celcius lebih hangat, lapisan es di kedua kutub telah mencair, dan lautan 10 hingga 20 meter lebih tinggi.
Beberapa kejadian besar lainnya mencakup tingkat es laut musim panas Artik telah menurun pada tingkat 12 persen per dekade selama 40 tahun terakhir, dengan empat nilai terendah antara 2015 dan 2019.
Kenaikan permukaan laut juga mempercepat proses pengasaman.
Laporan PBB pun menemukan bahwa gelombang panas adalah bahaya cuaca paling mematikan pada periode 2015-2019, yang mempengaruhi semua benua dan membuat rekor suhu nasional baru.
Musim panas 2019, yang termasuk bulan terpanas yang pernah tercatat. Pada Juli lalu terjadi kebakaran hutan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Kutub Utara.
[Gambas:Video CNN] (age)
https://ift.tt/2mj6EpK
September 24, 2019 at 02:02PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Laporan Perubahan Iklim PBB: 2019 Jadi Tahun Terpanas"
Posting Komentar