Deretan saham emiten properti yang menghirup angin segar, misalnya PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), serta PT PP Properti Tbk.
Agung Podomoro Land, yang telah merintis pengembangan kawasan Borneo Bay City di Balikpapan sejak 2013 lalu, seperti tertimpa 'durian runtuh' ketika pemerintah menyebut bahwa Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara akan menjadi lokasi ibu kota baru.
Pasalnya, Direktur Agung Podomoro Land Agung Wirajaya bilang dua lokasi kabupaten yang akan menjadi ibu kota negara tersebut boleh dibilang tidak terlalu berjauhan dengan proyek pengembangan kawasan Borneo Bay City yang digarap perseroan.
"Ini berkah buat kami. Rencana pemindahan ibu kota ke Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara yang relatif berdekatan dengan lokasi Borneo Bay City ternyata semakin meningkatkan minat masyarakat terhadap properti kami di sini," katanya, akhir pekan lalu.
Lain ceritanya dengan PP Properti. Perseroan mengklaim banjir ajakan kerja sama dari sejumlah pemilik lahan untuk pengembangan proyek di sekitar lokasi ibu kota baru. Tak tanggung-tanggung, Direktur Utama PP Properti Taufik Hidayat menyebut luas potensi lahan yang ditawarkan mencapai 500 hektare (ha).Tidak hanya potensi pengembangan, ia melanjutkan ibu kota baru juga akan meningkatkan pasar bagi properti komersial di wilayah tersebut. Ia menyebut bahwa perseroan memiliki hotel dan pusat perbelanjaan di Kaltim. Guna mengkaji peluang dari ibu kota baru itu, perseroan telah membentuk tim internal sejak 4 bulan lalu.
"Tentang investasi di sana, kajian kami tentang peluang ibu kota baru tentu saja akan lebih fokus arahnya dan pada saatnya kami mengambil langkah yang tepat dalam berinvestasi di ibu kota baru," tutur Taufik.
Sementara itu, catatan Ketua Real Estate Indonesia (REI) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Kaltim Bagus Susatyo, Sinarmas Land Group selaku holding grup dari Bumi Serpong Damai tengah menggarap proyek Grand City di Balikpapan. Lewat proyek itu, perusahaan memanfaatkan 180 ha lahan dari total 220 ha yang dikuasai.
Pengembang raksasa lain, yakni Ciputra Grup juga tercatat mengembangkan proyek di Samarinda dan Balikpapan.Kendati demikian, hingga saat ini, Bagus bilang belum ada pengembang yang berminat membangun proyek persis di calon ibu kota baru. Maklum, pengembang masih memiliki informasi minim terkait calon lokasi ibu kota di Kaltim.
"Sejauh catatan saya, memang belum ada pemain properti besar yang berminat masuk ke calon ibu kota baru," imbuh dia.
Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan pemindahan ibu kota memang menjadi sentimen positif bagi saham-saham emiten properti. Apalagi, pemindahan ibu kota tak hanya membutuhkan pembangunan infrastruktur, tetapi juga pemenuhan kebutuhan hunian.
Infografis kantor yang akan diboyong di ibu kota baru. (CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi).
|
Tidak hanya itu, perusahaan properti juga diuntungkan dengan penurunan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Pemangkasan bunga acuan bank sentral diharapkan segera ditransmisikan melalui penurunan suku bunga kredit. Dengan demikian, pasar properti diyakini kembali bergairah.
Sederhananya, bunga acuan yang turun membuat bunga kredit yang ditanggung pengembang dan konsumen menjadi lebih ringan. "Terlebih sentimen lain, seperti penurunan suku bunga turut memberi efek positif," tutur Sukarno.
Saham MeroketUntuk sepekan terakhir, saham Agung Podomoro Land dan PP Properti kompak naik bertepatan dengan pengumuman lokasi ibu kota baru oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum lama ini.
Saham Agung Podomoro Land ditutup di level Rp186 turun 2,11 persen pada perdagangan Jumat (30/8). Dalam sepekan, saham APLN naik 1,09 persen. Sedangkan, sejak awal tahun sahamnya naik 22,37 persen.
Lebih lanjut, saham PP Properti ditutup di level Rp115 atau turun 0,86 persen. Namun, dalam sepekan terakhir, sahamnya naik 11,65 persen. Dibandingkan awal tahun, kenaikan sahamnya turun 1,71 persen.
Sementara itu, saham Ciputra Development dan Bumi Serpong Damai terpantau melemah dalam sepekan terakhir. Namun, sejak awal tahun kinerja sahamnya terus meroket.
Saham Ciputra Development ditutup di level Rp1.095 naik 0,92 persen pada akhir pekan lalu. Dalam sepekan, sahamnya turun 10,25 persen. Namun, sejak awal tahun sahamnya naik 8,42 persen.Sedangkan, saham Bumi Serpong Damai ditutup stagnan pada level Rp1.350. Dalam sepekan saham emiten ini pada tren turun 3,57 persen, namun berhasil menguat 7,57 persen sejak awal tahun.
Sukarno memprediksi saham-saham tersebut mampu menguat dalam jangka panjang karena sentimen pembangunan ibu kota. Secara keseluruhan, ia memprediksi saham Agung Podomoro Land melaju ke Rp272, PP Properti ke Rp169, Ciputra Development ke Rp1.585, dan Bumi Serpong Damai ke Rp1.940.
Nah, dalam jangka panjang, lanjutnya, proyek ibu kota baru juga diprediksi meningkatkan kinerja keuangan perseroan. Pasalnya, kebutuhan hunian diproyeksi meningkat dengan kehadiran ibu kota baru.
Pemerintah sendiri telah merancang peta jalan pemindahan ibu kota. Pemerintah akan merampungkan master plan (rancangan) infrastruktur dasar pada tahun depan. Lalu, peletakan batu pertama (groundbreaking) konstruksi infrastruktur ibu kota baru mulai 2021. Selanjutnya, proses pemindahan ibu kota dimulai bertahap pada 2024."Pemindahan ibu kota akan membantu kinerja perusahaan, tetapi belum untuk tahun ini," jelas Sukarno.
Adapun, dari sisi kinerja keuangan, tiga dari empat emiten pengembang properti tersebut berhasil membukukan kenaikan laba bersih pada semester I 2019. Agung Podomoro Land mencatat laba bersih sebesar Rp142,4 miliar tumbuh 25,9 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, yaitu Rp113,1 miliar.
Lalu, Bumi Serpong Damai mengantongi laba bersih Rp2,09 triliun atau melesat 411,37 persen dari posisi tahun lalu sebesar Rp409,22 miliar.
[Gambas:Video CNN]
Sedangkan, laba Ciputra Development tercatat sebesar Rp296,44 miliar atau naik 68,24 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp176,21 miliar.
Hanya PP Properti yang mencatat penurunan laba sebesar 12,22 persen, yakni dari Rp180,066 miliar menjadi Rp158,53 miliar di paruh pertama 2019.
Analis Anugerah Sekuritas Bertoni Rio menambahkan pemindahan ibu kota akan menggairahkan pasar properti di Kaltim, sekaligus membawa berkah bagi emiten properti. Pemindahan ibu kota menjadi peluang bagi emiten properti untuk ekspansi lahan.
"Mereka juga berpeluang melakukan joint venture (JV) dengan perusahaan konstruksi BUMN untuk bangun ibu kota," terang Sukarno.
Bertoni merekomendasikan saham Ciputra Development dengan target harga Rp1.400 per saham. Saham perseroan ditopang fundamental perusahaan yang kuat dan bisnis yang terintegrasi.
"Kabar Ciputra Development yang join tanah di ibu kota hal tersebut menjadi sentimen positif," tandasnya.
(bir)
https://ift.tt/2Pz2MPT
September 02, 2019 at 03:08PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pindah Ibu Kota, Saham Emiten Properti Tumbuh 'Subur'"
Posting Komentar