Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto menjelaskan alur pemeriksaan virus corona dimulai dari wawancara dan observasi dokter.
Dokter akan menanyakan dan melihat gejala fisik yang muncul pada pasien. Selain itu dokter bakal memastikan apakah pasien pernah mengunjungi wilayah terdampak corona atau kontak dengan pasien positif corona.
"Wawancara fisik secara umum seperti gejala batu pilek, sakit tenggorokan, deman tinggi di atas 38 derajat Celcius dan disertai punya riwayat perjalanan keluar negeri atau daerah yang terjangkit atau ada riwayat kontak dengan pasien positif. Riwayat ini salah satu saja," kata Agus kepada CNNIndonesia.com, Selasa (17/3).
Jika pasien memenuhi kriteria gejala dan riwayat mengunjungi daerah terdampak atau kontak dengan pasien positif Covid-19, maka dokter akan melakukan serangkaian tes meliputi cek darah, rontgen, dan swab.
Cek darah berdasarkan pemeriksaan laboratorium bertujuan untuk mengetahui fungsi organ, mendeteksi racun, kondisi kesehatan secara keseluruhan. Namun, cek darah tidak dapat mengetahui keberadaan virus corona pada tubuh.
Sementara rontgen atau foto thorax bertujuan melihat citra paru-paru dan saluran pernapasan. Melalui rontgen dapat diketahui infeksi atau peradangan yang terjadi pada saluran pernapasan dan paru-paru. Tapi sama seperti tes darah, rontgen juga tidak dapat mendeteksi keberadaan virus corona pada tubuh.
"Cek darah dan rontgen untuk memastikan apakah ada indikasi infeksi atau radang di saluran pernapasan. Tidak bisa melihat atau menyatakan positif corona," jelas Agus.
Foto: CNNIndonesia/Basith Subastian
|
Keberadaan virus corona hanya dapat dibuktikan dengan tes swab. Agus menjelaskan tes swab merupakan tes yang dilakukan dengan pengambilan jaringan sel pada hidung atau tenggorokan.
Di Indonesia, tes swab saat ini hanya bisa dilakukan di 134 rumah sakit rujukan untuk virus corona. Rumah sakit nantinya akan mengirimkan spesimen ke 17 laboratorium yang sudah ditunjuk pemerintah. Dari hasil tes swab inilah keberadaan virus corona dalam tubuh dapat diketahui.
"Diagnosis corona didapat melalui swab atau sampel dahak yang dikirim ke laboratorium," ucap Agus.
Agus menjelaskan, orang dengan gejala akan diminta untuk cek darah, rontgen, dan dilanjutkan dengan swab. Sedangkan, orang tanpa gejala tidak perlu melakukan pemeriksaan walaupun masih terdapat kemungkinan bisa terkena virus corona.
Pasalnya, orang tanpa gejala tidak akan memperlihatkan hasil infeksi pada foto rontgen.
"Beberapa kasus di luar negeri ada kasus positif corona tanpa gejala, tapi itu kecil sekali di bawah 1 persen populasi," ucap Agus.
Nantinya, dokter akan mengambil langkah penanganan atau terapi suportif sesuai dengan hasil pemeriksaan dan gejala yang muncul. Hingga saat ini, belum ada obat ataupun vaksin untuk corona. Pengobatan yang diberikan adalah untuk mengurangi gejala dan meningkatkan sistem imunitas.
(ptj/NMA)
https://ift.tt/2WoSF1F
March 18, 2020 at 09:38AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kegunaan Tes Darah, Rontgen, dan Swab saat Cek Corona"
Posting Komentar