Israel Adesanya berhasil mengalahkan Paulo Costa di UFC 253. Kemenangan tersebut merupakan bukti kuat bahwa Adesanya bukanlah petarung yang membosankan.
Adesanya mendapat kritikan tajam ketika ia sukses menang angka atas Yoel Romero di awal tahun ini. Ia dianggap terlalu bermain aman dan hanya mengincar poin untuk akhirnya menang angka di akhir laga.
Adesanya menganggap ia tak patut disalahkan lantaran sebagai penantang seharusnya Romero yang lebih galak. Adesanya mengisyaratkan bahwa ia tak mendapat rekan yang tak mau berdansa di octagon sehingga penampilannya membosankan.
Ujian untuk Adesanya kemudian tersaji pada laga lawan Paulo Costa. Paulo Costa adalah sosok mengerikan yang punya rekor KO/TKO tinggi. Ia hanya satu kali gagal menang KO/TKO dan juga belum terkalahkan dalam kariernya di dunia mixed martial arts.
Dengan latar belakang seperti itu, Adesanya harus menanggung beban besar di UFC 253. Hal tersebut sudah terlihat sejak awal pertarungan. Adesanya sangat fokus dan tak banyak bermain-main atau berjoget-joget seperti yang biasa ia lakukan.
Israel Adesanya mempertahankan gelar kelas menengah di UFC. (L.E. Baskow/Las Vegas Review-Journal via AP, File)
|
Strategi Adesanya dalam laga lawan Paulo Costa sangat tepat. Tendangan ke arah kaki bagian bawah adalah cara ampuh untuk menyakiti lawan. Bagian itu adalah bagian paling mudah diserang dibandingkan harus mengincar bagian yang lebih vital seperti kepala.
Tendangan ke arah kaki itu cukup mempengaruhi footwork Paulo Costa. Paulo Costa tidak bisa bergerak lincah lantaran kaki yang jadi sumbu geraknya terus dihajar Adesanya.
Masuk ke ronde kedua, ketika perhatian Costa buyar lantaran kakinya terus diincar, sebuah tendangan kiri Adesanya melesat ke pelipis kanan Paulo Costa.
Gerakan ini jelas sangat mengagumkan lantaran Adesanya bisa melepaskan tendangan dengan cepat dan telak ke pelipis Paulo Costa.
Dua pukulan kiri yang bersarang di wajah lalu membuat Paulo Costa limbug. Pukulan yang bertubi-tubi kemudian membuat wasit menghentikan pertandingan.
Adesanya tetap berhak atas sabuk juara kelas menengah UFC.
Adesanya Sulit Dijangkau
Setelah berhasil menghapus 'dosa' karena dianggap membosankan pada laga lawan Romero, Adesanya kini kembali berada di posisi tertinggi dan terhomat di kelas menengah.
Rekornya pun kini menjadi 20 laga tak terkalahkan di ajang mixed martial arts. Sebagai petarung, Adesanya memang sudah menempuh jalan yang panjang hingga sampai ke titik ini.
Jalan yang ditempuhnya bukan hanya 20 pertarungan di MMA. Ia terlibat lebih dari 70 pertarungan di tinju dan kick boxing. Hal tersebut yang menempa kekuatan mental dan fokusnya selama bertanding.
Adesanya merupakan seorang petarung tipe standing fight yang komplet. Pukulannya keras lantaran ia menguasai teknik tinju.
Tendangannya pun cepat dan mematikan karena ia punya modal kick boxing. Hal tersebut masih ditambah oleh jangkauan panjang dan footwork yang cepat.
Sulit bagi lawan untuk mendaratkan pukulan atau berusaha melakukan takedown pada Adesanya.
Setelah menaklukkan Paulo Costa yang dianggap sebagai lawan berat, Adesanya kini kembali menanti lawan berikutnya. Dari daftar peringkat, lawan berikutnya mungkin Jared Cannonier.
Cannonier akan berjumpa Robert Whittaker bulan depan di UFC 254. Bila Cannonier menang,ia akan mendapat giliran bertarung melawan Adesanya.
Namun jika Whittaker yang menang, kemungkinan besar Whittaker yang mendapatkan kesempatan rematch lawan Adesanya.
Siapapun lawan berikutnya Adesanya, petarung berjuluk 'The Last Stylebender' itu bakal sulit dikalahkan jika menampilkan performa seperti ketika berduel lawan Paulo Costa.
(jal)https://ift.tt/3mXuOBm
September 28, 2020 at 08:17AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Adesanya Penuh Gaya Saat Menebus Dosa diUFC 253"
Posting Komentar