Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.875 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Selasa (29/9) pagi. Posisi ini menguat 25 poin atau 0,17 persen dari Rp14.900 pada Senin (28/9).
Rupiah menguat bersama won Korea Selatan 0,33 persen, ringgit Malaysia 0,12 persen, dolar Singapura 0,06 persen, peso Filipina 0,05 persen, dan yen Jepang 0,05 persen.
Sedangkan yuan China melemah 0,2 persen dan baht Thailand minus 0,06 persen. Sementara dolar Hong Kong stagnan.
Mayoritas mata uang utama negara maju menguat dari dolar AS. Poundsterling Inggris menguat 0,13 persen, dolar Kanada 0,13 persen, franc Swiss 0,1 persen, dan euro Eropa 0,02 persen.
Sementara dolar Kanada melemah 0,07 persen dan rubel Rusia minus 0,07 persen.
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra melihat nilai tukar rupiah berpotensi menguat pada hari ini berkat peluang pelemahan dolar AS. Proyeksinya, mata uang Garuda bergerak di kisaran Rp14.800 sampai Rp14.950 per dolar AS.
Potensi pelemahan dolar AS muncul karena kelanjutan pembahasan rencana stimulus ekonomi tahap kedua senilai US$2,2 triliun. Usulan dari Partai Demokrat ini akan dirundingkan dengan Partai Republik.
"Stimulus AS ini akan membantu pemulihan ekonomi di AS dan memberikan sentimen positif ke pasar aset berisiko. Rupiah berpotensi berbalik menguat bila sentimen pelemahan dolar AS berlanjut," kata Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Kendati begitu, menurutnya, potensi pelemahan rupiah pun masih ada. Sebab, pasar masih khawatir dengan lambatnya pemulihan ekonomi Indonesia.
(uli/age)https://ift.tt/33bDagD
September 29, 2020 at 09:18AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rencana Stimulus Ekonomi AS Buat Rupiah Menguat ke Rp14.875"
Posting Komentar