Sirisena juga memperingatkan bahwa ada kemungkinan ISIS telah meluncurkan "strategi baru" dengan menargetkan negara-negara kecil.
Serangan 21 April terhadap hotel dan gereja di Sri Lanka menewaskan lebih dari 250 orang, termasuk 40 warga negara asing.
Pihak berwenang mencurigai anggota dari dua kelompok yang sebelumnya kurang dikenal - National Thawheedh Jamaath dan Jammiyathul Millathu Ibrahim - melakukan serangan, meskipun ISIS telah mengklaim bertanggung jawab.
Aparat keamanan Sri Lanka sampai saat ini terus waspada terhadap ancaman teror susulan, pasca serangan rangkaian bom pada 21 April lalu yang merenggut 253 nyawa. Mereka terus siaga supaya tidak terjadi aksi keji lagi menjelang Ramadan.
"Keamanan tetap ketat dan waspada selama beberapa hari ke depan karena polisi dan tentara terus memburu para terduga teroris," kata seorang sumber intelijen kepolisian Sri Lanka, seperti dilansir Reuters, Selasa (30/4).
Awal Ramadan di Sri Lanka ditetapkan pada 6 Mei mendatang. Pemerintah setempat sudah mencabut blokir seluruh media sosial antara lain Facebook, WhatsApp, dan Viber.
Pemblokiran itu sempat diterapkan tidak lama selepas serangan teror pada perayaan Paskah lebih dari sepekan lalu.
Aparat keamanan Sri Lanka menyampaikan peringatan potensi serangan teror susulan. Menurut mereka, para pelaku akan menggunakan bom mobil dan menyamar dengan mengenakan seragam aparat.
"Kemungkinan akan ada gelombang serangan lagi. Menurut informasi para pelaku akan menggunakan kendaraan minibus dan mengenakan seragam aparat," demikian pernyataan kepala Divisi Keamanan Pejabat Tinggi (MSD) Kepolisian Sri Lanka, dalam surat kepada dewan perwakilan dan badan keamanan lain.
(ard)
http://bit.ly/2ZQNUO3
May 01, 2019 at 10:02PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Presiden Sri Lanka Duga Kelompok Luar Negeri Rencanakan Teror"
Posting Komentar