Ketua Komite Tetap Ketenagakerjaan, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bob Azzam mengatakan Indonesia bisa saja mencontoh pemerintahan Malaysia, di mana Perdana Menteri Mahathir Mohamad yang langsung menetapkan menteri secara bertahap setelah resmi menang.
"Ya Anda bisa lihatlah, nunggu Oktober kejauhan. Di Malaysia itu kan hari ini diumumkan menang, Mahathir besoknya langsung dilantik, menterinya diumumkan secara bertahap. Hari ini tiga menteri, besoknya dua menteri," ungkap Rabu (3/7).
Dengan sistem seperti itu, Bob menilai pemerintah tak membuang waktu banyak untuk membenahi segala persoalan di dalam negeri. Jika memang ada kebutuhan untuk mencopot atau mengubah jajaran kabinet, ia berpendapat, tak ada salahnya Jokowi mulai melakukan hal itu secara bertahap.
"Jadi tidak ada waktu yang terbuang, momentum jangan sampai hilang," terang dia.
Sependapat, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menyatakan pemerintah perlu mulai merombak posisi strategis yang dirasa sudah cukup urgensi demi mendongkrak pertumbuhan ekonomi secepatnya. Menurutnya, anggota Apindo mengaku sudah siap menghadapi perubahan kabinet kerja.
"Beberapa posisi kunci ya silahkan, saya rasa Presiden Jokowi tahu urgensi dari faktor eksternal yang terjadi saat ini, pertumbuhan ekonomi dunia perdagangan saat ini menjadi penting," ujar Shinta.
Ketika ekonomi global sedang tak pasti di tengah situasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China seperti ini, Shinta berpendapat pemerintah harus lihai mengambil peluang agar ekonomi dalam negeri tak jatuh.
"Indonesia harus lari dengan keadaan dan kompetisi yang terjadi ini, lebih cepat lebih baik," ucapnya.
Perlu Sosok Menteri Muda
Dalam kesempatan tersebut, Shinta juga mendukung bila Jokowi memilih sosok-sosok muda untuk bergabung dalam kabinet kerja baru periode 2019-2024. Menurutnya, kematangan seseorang tak hanya diukur dari usia semata, tapi juga kepribadiannya.
"Matang dan usai dua hal yang berbeda, umur 30 tahun bukan berarti tidak ada yang matang, ada juga. Jangan hanya lihat dari usai," ujar Shinta.
Ia berpendapat Jokowi bisa mempertimbangkan CEO Gojek Nadiem Makarim dan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bahlil Lahadalia sebagai salah satu menteri. Shinta menilai keduanya memiliki kompeten untuk duduk di jabatan tersebut.
"Menurut saya perlu diseleksi, salah satunya orang seperti Nadiem yang menurut saya kompeten. Kalau dia mau berkontribusi untuk negara kenapa tidak," ucap Shinta.
Sementara itu, Shinta juga pernah mendengar bahwa Jokowi sempat menyebutkan bahwa Bahlil salah satu calon yang kuat untuk masuk dalam kabinet kerjanya. Terlebih, ia juga suda memimpin organisasi yang terdiri dari sejumlah pengusaha muda.
"Presiden juga pernah sampaikan Bahlil calon kuat dan sangat kompeten, anak muda dari Papua. Saya rasa dia juga salah satu calon kuat menteri muda," terangnya.
Shinta tak mempersoalkan jika sosok itu memiliki pengalaman yang bisa digunakan dalam mengembangkan ekonomi dan sektor lainnya di Indonesia. Selain itu, seorang menteri juga wajib memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi.
"Satu kementerian itu karyawannya berapa, itu organisasi besar. Ini tidak bisa coba-coba lagi. Yang penting dia bisa memimpin," tuturnya.
Sementara itu, Bob menambahkan pemerintah memang perlu mencari seseorang yang memiliki inovasi dan bebas dari kepentingan apapun, sehingga fokus untuk memajukan Indonesia. Namun, orang itu juga harus pandai bekerja sama dengan orang lain.
"Kalau anak muda, punya inovasi tapi tidak bebas dari kepentingan tidak ada gunanya," pungkas Bob.
(aud/lav)
https://ift.tt/2YtyFJL
July 04, 2019 at 02:04PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pengusaha Sebut Jokowi Perlu Segera Rombak Kabinet"
Posting Komentar