Berdasarkan audit internal yang dilakukan Boeing berdasarkan permintaan federasi administrasi penerbangan Amerika Serikat (AS), dua kecelakaan pesawat itu diperkirakan terkait dengan dua bundel kabel yang terlalu dekat sehingga berpotensi menyebabkan korsleting. Kabel-kabel ini disebut terkait dengan fungsi ekor pesawat 737 Max.
Boeing masih mencari tahu apakah kemungkinan ini turut berperan atas jatuhnya pesawat 737 Max di Indonesia dan Ethiopia. Insinyur senior Boeing yang menjadi sumber New York Times menyebut kalau temuan ini dan perbaikan tersebut biasa dilakukan. Perbaikan kabel menurutnya tergolong sangat mudah.
Audit internal ini dilakukan untuk memastikan penyebab jatuhnya dua pesawat yang menewaskan total 346 orang. Audit diperlukan untuk menentukan apakah Boeing berhasil mendeteksi dengan benar peringatan bahaya dari sistem utama di pesawat. Selain itu penyidikan juga dilakukan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan pilot dan kru untuk merespons ketika terjadi keadaan darurat.
Sebelumnya, perangkat lunak Boeing menjadi kambing hitam atas kecelakaan dua pesawat tersebut. Kesalahan software ini disebut membuat pesawat salah mendeteksi sensor dan membuat hidung pesawat menukik tajam. Namun temuan baru ini kemungkinan menambah rentetan kealpaan Boeing yang menyebabkan peristiwa nahas itu.
Kesalahan pada perangkat lunak dan kurangnya arahan kepada pilot membuat mereka tak bisa segera merespons ketika pesawat menukik tiba-tiba. Padahal sebelumnya Boeing dan FAA berasumsi pilot bisa segera mengambil alih pesawat dengan cara manual ketika ada keadaan darurat. Asumsi ini diambil setelah software itu dirancang dan dievaluasi menggunakan standar industri.
[Gambas:Video CNN]
Saat ini perbaikan perangkat lunak Boeing masih belum disetujui oleh regulator AS. Namun, FAA memperkirakan pesawat sudh bisa kembali mengudara sekitar Maret tahun ini. American Airlines dan Southwest Airlines berencana untuk kembali menerbangkan pesawat itu secara komersil pada April.
Perbaikan perangkat lunak Boeing belum disetujui, tetapi regulator berpikir pesawat bisa terbang pada musim semi. American Airlines dan Southwest Airlines telah merencanakan penerbangan komersial Max pada bulan April.
Jika investigasi baru ini terbukti, kemungkinan kecelakaan pesawat bukan karena kesalahan software. Melainkan karena korsleting kabel yang memengaruhi stabilizer pesawat, sehingga membuat Max 737 tiba-tiba menukik tajam.
Jika kabel-kabel ini perlu pembenahan, menurut Boeing perbaikan akan memakan waktu satu hingga dua jam per pesawat. Namun perbaikan kabell juga kemungkinan bisa menyebabkan kerusakan tambahan. Sehingga, Boeing berharap kemungkinan kerusakan itu bisa ditekan, seperti dilaporkan Business Insider.
Selain itu, Boeing juga menyebut kemungkinan kerusakan mesin pada pesawat. Kelemahan mesin ini diperkirakan menyebab rotor hancur. Selain itu, Boeing juga menemukan masalah pabrikan lain. Masalah pembuatan pesawat ini membuat pekerja tidak sengaja bisa melepas lapisan panel yang melindungi tangki bahan bakar. Sehingga saluran bahan bakar itu rawan sambaran petir.
Bulan lalu, Boeing memecat CEO mereka. Sementara itu, CEO pengganti sementara mesti bergulat dengan harga saham Boeing yang turun 21 persen. Selain itu, Boeing juga mesti menghadapi berbagai tuntutan bernilai puluhan miliar dolar AS terkait dengan kecelakaan 737 Max. Namun, para pejabat pemerintah meyakinkan bahwa pesawat itu bisa selesai disertifikasi pada akhir Januari dan pada Mei bisa memenuhi semua persyaratan yang ditentukan. (eks)
https://ift.tt/39KzeF6
January 07, 2020 at 03:00PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Masalah Kabel Diduga Ikut Andil Atas Jatuhnya Boeing 737 Max"
Posting Komentar