
"Kami memutuskan menutup seluruh gereja atas saran aparat keamanan," kata seorang pastor senior di Sri Lanka, seperti dilansir AFP, Kamis (25/4).
"Untuk sementara tidak akan dilaksanakan misa sampai pemberitahuan lebih lanjut," tambah pastor itu.
Secara keseluruhan, lebih dari 350 nyawa melayang dan 500 orang lainnya terluka akibat serangan bom beruntun di delapan lokasi berbeda, termasuk sejumlah gereja dan hotel mewah di Sri Lanka.
Para pejabat Sri Lanka kini saling menyalahkan karena gagal mencegah aksi keji itu. Padahal dilaporkan mereka sudah menerima informasi dari intelijen India jauh-jauh hari terkait serangan itu.
Aparat Sri Lanka saat ini sudah menahan hampir 60 orang yang diduga terlibat aksi teror, berbekal undang-undang darurat. Pemerintah juga menetapkan negara dalam keadaan darurat nasional.
Penduduk Sri Lanka yang didominasi etnis Sinhala memeluk Buddha. Warga yang menganut Nasrani sekitar tujuh persen dari jumlah penduduk.
Sedangkan etnis minoritas seperti Tamil atau Pakistan memeluk Hindu dan Islam. Penduduk Muslim berjumlah sekitar 10 persen, dan menjadi kelompok minoritas terbesar kedua setelah umat Hindu.
Sejak perang saudara antara pemerintah Sri Lanka dan pemberontak Macan Tamil (LTTE) berakhir pada 2009 lalu, konflik beralih menjadi sektarian. Perselisihan terjadi antara kelompok garis keras Buddha dan warga Muslim secara sporadis. (ayp)
http://bit.ly/2Vpv9BE
April 25, 2019 at 11:05PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Seluruh Gereja di Sri Lanka Tutup Sementara Usai Teror Bom"
Posting Komentar