Rupiah tak menguat sendirian. Pagi hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Untuk yen Jepang menguat 0,14 persen, lira Turki 0,06 persen, diikuti baht Thailand dan dolar Singapura yang sama-sama menguat tipis 0,01 persen.
Pelemahan memang terjadi pada won Korea sebesar 0,27 persen, dolar Hong Kong 0,02 persen, serta ringgit Malaysia yang melemah tipis 0,01 persen terhadap dolar AS.
Untuk negara maju, mayoritas nilai tukar bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris serta euro menguat dengan nilai masing-masing sebesar 0,04 dan 0,03 persen, serta dolar Australia sebesar 0,34 persen. Hanya dolar Kanada yang melemah sebesar 0,12 persen terhadap dolar AS. Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai penguatan rupiah pagi ini disebabkan oleh sentimen positif dari suntikan dana The Fed. The Fed dikabarkan menyuntikkan dana berjumlah US$500 miliar ke pasar via repo untuk menstabilkan likuiditas.
Menurut Ariston, suntikan The Fed ini menjaga tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS yang rendah.
"Sekarang di kisaran 1,78 persen. Hal ini bisa menjaga nilai rupiah," kata Ariston saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (23/1).
Di sisi lain, Ariston menyebut pasar masih mewaspadai mewabahnya virus Corona yang mematikan dari China. Ariston menjelaskan bahwa mewabahnya virus tersebut dapat mengganggu perekonomian, sehingga mendorong pasar keluar dari aset berisiko.
"Virus ini bisa menekan rupiah terhadap dolar AS," tuturnya.
Lebih lanjut, Ariston memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp13.600 hingga Rp13.700 per dolar AS pada hari ini.
[Gambas:Video CNN]
(ara/agt)
https://ift.tt/2RDzqh0
January 23, 2020 at 03:31PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Suntikan Dana The Fed Angkat Rupiah ke Rp13.639 per Dolar AS"
Posting Komentar