"Penjualan ritel menurun cukup tajam pada Februari 2020, yakni minus 1,9 persen (yoy)," kata Airlangga lewat video conference pada Kamis (23/4).
Airlangga mengatakan terjunnya penjualan eceran pada Februari disebabkan oleh berkurangnya konsumsi masyarakat di tengah pandemi virus corona. Angka ini turun drastis dari pertumbuhan Februari 2019 yang berada di kisaran 9,1 persen.
Meski demikian, dia menyebut kinerja ekspor Indonesia masih tumbuh positif pada kuartal I 2020 yaitu 2,91 persen dibanding periode yang sama 2019. Pada Maret 2020, nilai ekspor tercatat sebesar US$14,09 miliar, lebih tinggi dari realisasi impor bulan yang sama sebesar US$13,35 miliar. Untuk itu, Airlangga meyakini perekonomian Indonesia masih berada di jalan yang tepat meski ia menyebut penurunan dapat terjadi pada kuartal II dan III 2020.
Pencapaian positif juga terjadi pada realisasi investasi kuartal I 2020 yang tumbuh melesat 8 persen secara yoy. "Data kuartal I 2020, pertumbuhan investasi tumbuh 8 persen dibanding kuartal sama tahun sebelumnya, IHSG juga tertekan namun telah menunjukkan geliatnya akhir-akhir ini," ungkap dia.
Di kesempatan yang sama, ia menjamin stabilisasi harga ketersediaan bahan pokok, khususnya selama Ramada. Airlangga memastikan otoritas terkait akan dikerahkan demi memastikan rantai pasok dan suplai makanan terjaga di tengah pandemi virus corona agar harga di level pengecer dapat terjaga.
Airlangga menyatakan stok beras aman hingga tiga bulan ke depan, sementara untuk bawang putih dan gula pihaknya telah menyetujui melakukan impor.
"Kami juga bekerja sama dengan pihak swasta untuk menjaga pasokan bahan pokok, termasuk distribusinya ke seluruh negeri," pungkasnya.
(wel/sfr)
https://ift.tt/2yGIKe4
April 24, 2020 at 08:59AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Efek Corona, Penjualan Ritel Amblas 1,9 Persen pada Februari"
Posting Komentar