Mengutip Antara, Selasa (28/4), minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni turun US$1,45 atau 6,76 persen ke posisi US$19,99 per barel. Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni turun US$4,16 atau 24,56 persen ke US$12,78 per barel.
Di awal perdagangan, WTI sempat tertekan hingga ke level US$11,88 dolar AS per barel.
Kurangnya tempat penyimpanan menjadi kendala meski permintaan bahan bakar terus naik sebesar 30 persen secara global. Menurut data Kpler, pada pekan lalu, sekitar 85 persen penyimpanan darat di seluruh dunia telah penuh. Sontak, kekhawatiran terjadi. Pedagang menyatakan turunnya kontrak minyak mentah sebagian dikarenakan kaburnya dana investor dari kontrak Juni demi menghindari jebakan harga minyak yang sempat minus US$37,63 dolar AS per barel.
Dana Minyak AS LP, produk bursa minyak terbesar, menyatakan akan mengalihkan kepemilikannya dalam kontrak lebih baru dan menjual seluruh kepemilikannya dalam kontrak Juni.
"Pengarsipan USO merusak kepercayaan di pasar minyak untuk Juni dan telah menurunkan harga hari ini. Namun itu tidak mengubah prospek ekonomi untuk Juni yang selalu akan sulit," ungkap Ekonom The Economist Intelligence Unit Cailin Birch.
Sementara, menurut pelaku pasar, stok minyak mentah di pusat pengiriman Cushing, Oklahoma untuk WTI naik lebih dari 6 persen dalam seminggu hingga 24 April 2020 menjadi 65 juta barel.
"Penggunaan di Cushing sedikit melambat, yang menandakan mereka menemukan tempat alternatif untuk menyimpan minyak atau penurunan besar dalam produksi," kata analis pasar senior Price Futures Group Phil Flynn.
(wel/sfr)
https://ift.tt/2SfCssV
April 28, 2020 at 08:42AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga Minyak AS Amblas Hampir 25 Persen di Awal Pekan"
Posting Komentar