Lubang ini pertama kali ditemukan pada Februari 2020 dan memiliki lebar 620.000 mil persegi atau sekitar 620 meter. Lubang pada lapisan ozon Kutub Utara memang muncul tiap tahunnya, namun menurut ESA lubang yang muncul tahun ini adalah yang terbesar.
"Lubang ozon yang kami amati di Kutub Utara tahun ini memiliki eksistensi maksimum kurang dari 1 juta kilometer persegi. Ukurannya bisa dibilang lebih kecil dibandingkan lubang Antartika yang dapat mencapai ukuran 20 hingga 25 juta kilometer persegi," kata Direktur Layanan Pemantauan Atmosfer Copernicus ESA, Vincent Henri Peuch dikutip dari laman resmi ESA dari CNN.
Lebih lanjut Peuch mengatakan penemuan ini perlu ditindak lebih lanjut karena masih belum jelas mengapa lubang tersebut terbentuk.
Namun yang pasti, memang ada penurunan tajam lapisan ozon di Kutub Utara sepanjang bulan Februari-Maret 2020. Akibatnya radiasi UV (Ultra Violet/Sinar Matahari) yang berhasil sampai ke permukaan Bumi sedikit lebih tinggi dari biasanya.
"Sejak 14 Maret, kolom ozon di Kutub Utara turun kurang dari 220 Dobson Unit (satuan ukur untuk jumlah gas melalui atmosfer Bumi). Kami berharap lubang akan tertutup di pertengahan April 2020," tutur Peuch.
Peuch pun memastikan lubang ini tidak menimbulkan dampak bagi kehidupan manusia karena radiasi UV sebagian besar mempengaruhi wilayah Greenland bagian utara yang jarang ada penduduk.
Temuan lubang besar di Kutub Utara ini juga bisa membantu para peneliti di ESA, bagaimana fenomena lubang besar dapat mempengaruhi ekosistem di wilayahnya.
(din/DAL)https://ift.tt/3bjJ4xO
April 17, 2020 at 09:13AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ilmuwan Temukan Lubang Jumbo di Lapisan Ozon Kutub Utara"
Posting Komentar