
Uni Emirat Arab dan Bahrain resmi menandatangani kesepakatan normalisasi hubungan dengan Israel di Gedung Putih, Amerika Serikat, Selasa (15/9).
Kesepakatan damai tersebut sangat bersejarah karena selama ini negara-negara Timur Tengah yang tergabung dalam Liga Arab menolak hubungan diplomatik dengan Israel demi membela Palestina.
Sebelum Bahrain dan Uni Emirat Arab, Israel baru berdamai dengan Mesir pada 1979 dan Yordania pada 1994.
Kesepakatan antara UEA dan Israel terjadi pada (14/8). Keduanya setuju menjalin hubungan diplomatik dalam perjanjian yang ditengahi Presiden AS Donald Trump.
Israel dan UEA diketahui sudah sejak lama memelihara hubungan terselubung dan gagasan untuk meresmikannya muncul beberapa kali dalam setahun terakhir.
Lewat telepon
Lewat panggilan telepon pada Kamis (13/8) antara Trump, Perdana Menteri Israel Netanyahu, dan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed keputusan untuk membuat hubungan baru antara dua negara itu tercetus.
Israel dilaporkan setuju menghentikan upaya aneksasi wilayah Palestina. Komitmen tersebut tertuang di bawah perjanjian perdamaian antara ketiga negara.
Namun seperti dikutip dari AFP, tak lama kemudian, Netanyahu mengatakan bahwa dia hanya menunda aneksasi Tepi Barat, Palestina, bukan membatalkannya.
Presiden Palestina Mahmud Abbas menyebut perjanjian dengan UEA sebagai "agresi" terhadap rakyat Palestina dan pengkhianatan atas perjuangan mereka.
Pada (16/8), menteri luar negeri Israel dan UEA meresmikan layanan telepon langsung antara kedua negara dalam panggilan pertama mereka yang diumumkan setelah perjanjian.
Lalu Kepala Badan Intelijen Israel (Mossad), Yossi Cohen, mengunjungi UEA pada (18/8) untuk pembicaraan keamanan, kunjungan resmi pertama oleh seorang pejabat Israel sejak kesepakatan itu.
Kemudian (19/8), ratusan warga Palestina menggelar protes di Tepi Barat yang diduduki menentang kesepakatan itu.
Tur Mike Pompeo
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo melakukan tur ke Timur Tengah dalam upaya mendorong negara-negara Arab lainnya untuk mengikuti jejak UEA. Tur berlangsung selama beberapa hari dari (24/8) hingga (27/8).
Namun, persinggahannya di Bahrain, Oman dan Sudan gagal menghasilkan komitmen publik untuk mengakui negara Yahudi tersebut.
Penerbangan langsung bersejarah
Pada 31 Agustus, delegasi Israel-Amerika lepas landas pada penerbangan komersial pertama dari Tel Aviv ke Abu Dhabi.
Arab Saudi mengizinkan penerbangan melintasi wilayah udaranya. Penasihat Gedung Putih Jared Kushner, berterima kasih kepada Kerajaan Arab Saudi karena memungkinkan penerbangan itu terjadi.
Pada (2/9), Arab Saudi setuju untuk mengizinkan penerbangan UEA ke semua negara untuk terbang melewati kerajaan.
Keesokan harinya, Bahrain mengumumkan keputusan serupa, pihaknya setuju mengizinkan penerbangan UEA ke dan dari Israel untuk terbang melintasi wilayahnya.
Kesepakatan Bahrain dan Israel
Akhirnya Bahrain setuju membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Kesepakatan damai antara Bahrain dan Israel tercetus pada 11 September lewat pengumuman yang disampaikan Trump.
"Terobosan BERSEJARAH lagi hari ini! Dua teman BAIK kami, Israel dan Bahrain, menyetujui Kesepakatan Damai, negara Arab kedua yang mencapai kesepakatan damai dengan Israel dalam 30 hari!" kata Trump melalui Twitter, Jumat (11/9).
Tak lama setelah itu, AS, Israel, dan Bahrain merilis pernyataan bersama yang menegaskan bahwa mereka akan menjalin "hubungan diplomatik penuh."
Benjamin Netanyahu, yang sedang berada di Yerusalem juga memuji kesepakatan dengan Bahrain tersebut. Otoritas Palestina dan Hamas langsung mengecam pengumuman itu.
Trump meyakini akan lebih banyak lagi negara-negara Arab yang akan menyusul jejak UEA dan Bahrain, termasuk Arab Saudi.
Kata Trump ada sekitar delapan atau sembilan negara yang bakal menormalisasi hubungan dengan Israel.
Namun, sebelumnya Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel hanya akan tercapai apabila negara Yahudi itu telah menandatangani perjanjian damai dengan Palestina. Dan perdamaian Israel dengan Palestina itu harus berdasarkan perjanjian internasional.
(dea)https://ift.tt/3mpv9fM
September 16, 2020 at 09:13AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kronologi Normalisasi Hubungan UEA, Bahrain dan Israel"
Posting Komentar