Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.699 per dolar AS pada Kamis (8/10) pagi. Posisi ini menguat 11 poin atau 0,07 persen dari Rp14.710 pada Rabu (7/10).
Rupiah menguat bersama won Korea Selatan menguat 0,1 persen, baht Thailand 0,08 persen, dan ringgit Malaysia 0,04 persen di kawasan Asia. Sementara dolar Hong Kong yang stagnan.
Sedangkan yen Jepang melemah 0,04 persen, dolar Singapura minus 0,04 persen, dan peso Filipina minus 0,01 persen. Hal yang sama terjadi deretan mata uang utama negara maju, yakni variasi terhadap dolar AS.
Dolar Australia melemah 0,06 persen, rubel Rusia minus 0,06 persen, euro Eropa 0,04 persen, dan dolar Kanada 0,02 persen. Namun, oundsterling Inggris menguat 0,08 persen dan franc Swiss 0,08 persen.
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra memperkirakan nilai tukar rupiah akan berada di kisaran Rp14.650 sampai Rp14.800 per dolar AS dengan kecenderungan menguat pada hari ini. Sentimen utama datang dari sinyal penolakan Presiden AS Donald Trump terhadap paket stimulus ekonomi tahap dua.
"Sentimen positif ini mendorong pelemahan dolar AS. Sementara rupiah masih berpotensi menguat," kata Ariston kepada CNNIndonesia.com, Kamis (8/10).
Kendati begitu, penguatan rupiah bisa terbatas karena pelaku pasar tetap mewaspadai dinamika seputar stimulus ini. Selain itu, pelaku pasar keuangan di dalam negeri juga mewaspadai gejolak reaksi terhadap pengesahan Rancangan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja (RUU Ciptaker).
(uli/agt)https://ift.tt/2GzDHk4
October 08, 2020 at 09:12AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kebijakan Trump Angkat Rupiah ke Rp14.699 per Dolar AS"
Posting Komentar