Satgas Covid-19 Harap Tak Ada Lagi Kerumunan Massa

Jakarta, CNN Indonesia --

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 berharap tak ada lagi pengumpulan massa seperti saat penyambutan kedatangan Rizieq Shihab di Bandara Soekarno Hatta, Selasa (10/11). Mereka khawatir kerumunan massa itu bisa menjadi klaster penularan baru.

Juru Bicara #SatgasCovid19 Wiku Adisasmito mengungkapkan pihaknya memiliki tugas untuk melakukan pengawasan, penanganan, dan penegakan disiplin protokol kesehatan yang dilakukan masyarakat.

Makanya ia meminta setiap pihak menjalankan perannya untuk menekan penularan Covid-19. Protokol itu di antaranya #ingatpesanibu untuk #pakaimasker, #cucitangan pakai sabun, dan #jagajarak hindari kerumunan.


"Kami berharap kejadian kemarin adalah kejadian terakhir. Ini potensi penularan kasus yang sangat besar. Jangan egois, kita harus ingat jika kita berkerumun maka kita dapat membawa malapetaka di masa pandemi ini," ucapnya usai mengumumkan Perkembangan Penanganan Covid-19 yang diunggah melalui akun Youtube BNPB, Kamis (12/11).

Wiku melanjutkan, kerumunan menyulitkan orang menjaga jarak, ditambah dengan beberapa orang yang tidak memakai masker maka akan meningkatkan risiko penularan yang lebih besar.

Pelanggaran protokol semacam ini, kata dia, tidak hanya membahayakan nyawa manusia tetapi juga keluarga dan orang di sekitar.

Satgas Covid-19 akan tetap selalu melakukan antisipasi terhadap lonjakan kasus. Namun jika tanpa sikap dan dukungan masyarakat maka risiko penularan akan tetap tinggi.

Untuk itu, ia meminta kesadaran kepatuhan protokol kesehatan dan meminta semua pihak yang merasakan gejala Covid-19 segera memeriksakan diri sebagai deteksi dini.

"Kami meminta kepada masyarakat yang mengalami gejala Covid-19 untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan untuk memastikan status kesehatannya," ujarnya.

(fef/fef)

[Gambas:Video CNN]

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2K3Votn

November 14, 2020 at 11:07AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Satgas Covid-19 Harap Tak Ada Lagi Kerumunan Massa"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.