PT Bio Farma (Persero) menyebut harga vaksin covid-19 racikan perusahaan China, Sinovac, yang mayoritas digunakan dalam program vaksinasi pemerintah dibanderol seharga US$11 atau setara Rp159.500 (kurs Rp14.500) per dosis.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengungkapkan harga tersebut dapat ditekan karena vaksin diimpor dalam bentuk bahan baku, bukan vaksin jadi.
Dengan memproduksi sendiri, Honesti menyebut pemerintah menghemat sekitar US$3 per dosis. Hal itu diungkapkan pada rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Senin (29/3).
"Impor bahan baku harga tertimbang menjadi sekitar hampir US$11, US$10,9 dolar. Ada perbedaan US$3 per dosis antara impor jadi dan produksi sendiri," jelasnya.
Sementara, untuk vaksin jadi merek sama, ia menyebut harga dibanderol senilai US$17 per dosis. Namun, lewat negosiasi dia menuturkan pemerintah mendapat potongan menjadi US$13,3 per dosis.
Selain lebih murah, ia menyebutkan bahwa produksi vaksin lewat Bio Farma juga memungkinkan terjadinya transfer ilmu.
"Lebih efisien impor bahan baku, contoh waktu impor vaksin jadi Sinovac harga per dosis US$17. Karena nego, harga akhir US$13,3, itu impor vaksin jadi," tambahnya.
Dia juga menyebut pihaknya tidak menentukan harga vaksin karena ini merupakan penugasan dari pemerintah. Dalam menentukan harga, ia menyebut Bio Farma ditugaskan menentukan harga pokok penjualan atau cost of good sold.
Kemudian, harga akan diaudit dan disetujui oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Setelahnya, Kementerian Kesehatan akan menambahkan margin (keuntungan) dan disetujui harga final vaksin.
Dia menyebut dalam penugasan, biasanya margin diberikan antara 5-10 persen bersih di luar pajak.
(wel/bir)https://ift.tt/39qMJuX
March 30, 2021 at 07:12AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bio Farma Sebut Harga Vaksin Sinovac Sekitar Rp159 Ribu"
Posting Komentar