Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) membantah pernah diincar untuk dikudeta oleh Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko.
Ketua DPP PPP Achmad Baidowi menyatakan bahwa Moeldoko sama sekali tidak berhubungan dengan PPP.
"Tidak benar dan tidak ada upaya itu. Pak Moeldoko sama sekali tidak berhubungan dengan PPP," kata sosok yang akrab disapa Awiek itu kepada CNNIndonesia.com, Senin (29/3).
Dia menerangkan, ketiadaan hubungan Moeldoko dengan PPP bisa dilihat dari nama calon yang menguat jelang penyelenggaraan Muktamar IX PPP pada Desember 2020, di mana hanya terdapat calon petahan Suharso Monoarfa dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen.
"Buktinya jelang muktamar hanya ada nama yang menguat yakni Suharso monoarfa dan Taj Yasin Maimoen tapi yang terpilih secara aklamasi Suharso, karena Taj Yasin tidak lolos persyaratan sebagaimana ketentuan AD/ART PPP," ucapnya.
Terpisah, Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir menyatakan Deputi Bidang Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Kamhar Lakumani asal bicara dengan menyatakan bahwa Moeldoko pernah mencoba mengudeta Partai Hanura.
Menurutnya, Moeldoko pernah mengikuti sejumlah acara Partai Hanura dengan pakaian berlogo Partai Hanura karena menghormati Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang alias OSO.
"Kamhar Lakumani sok tahu, asal jeblak dengan mengatakan bahwa Moeldoko pernah mencoba untuk mengudeta Partai Hanura. Padahal, Moeldoko pernah mengikuti beberapa acara di Hanura, dengan berpakaian Hanura karena menghormati ajakan Ketua Umum Partai Hanura, Bang OSO," ucapnya..
Berangkat dari itu, dia menegaskan, Moeldoko tidak mungkin memiliki niat mengudeta kepemimpinan di Partai Hanura karena Moeldoko sangat menghormati OSO.
"Karena beliau menghormati Ketua Umum Hanura, maka tidak mungkin punya niatan untuk melakukan kudeta-kudetaan bukan?" tutur Inas.
Moeldoko sendiri sebelumnya dikenal pernah menjadi kader Hanura, dan pernah menduduki jabatan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai. Namun, ketika Moeldoko didaulat menjadi Kepala Staf Kepresidenan (KSP) oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada 2018 silam dengan dalih ingin fokus pada jabatannya tersebut.
Sebelumnya, Kamhar berkata bahwa Moeldoko pernah mencoba mengkudeta kepemimpinan empat partai politik berbeda sebelum akhirnya menduduki kursi Ketua Umum Partai Demokrat lewat penyelenggaraan Kongres Luar Biasa (KLB).
Menurutnya, empat parpol yang pernah dicoba dikudeta Moeldoko adalah Partai Golkar, PPP, Partai Hanura, dan Partai Amanat Nasional (PAN).
"Operasi politik seperti ini bukan pertama kalinya oleh Moeldoko untuk memenuhi syahwat politiknya. Sebelumnya pernah mencoba di Partai Golkar, PPP, Hanura, dan PAN," kata Kamhar kepada CNNIndonesia.com, Senin (29/3).
Namun, dia melanjutkan, upaya kudeta yang dilakukan oleh Moeldoko di empat parpol itu tidak berhasil karena empat parpol tersebut bagian dari koalisi pemerintah.
(mts/kid)https://ift.tt/3sFUjtq
March 30, 2021 at 07:02AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "PPP dan Hanura Tepis Isu Sempat Jadi Incaran Moeldoko"
Posting Komentar