Francis Ngannou sudah melengkapi perjalanan bak dongeng miliknya dengan gelar juara kelas berat UFC. Ngannou seharusnya tak pernah menganggap dongeng miliknya sudah usai.
Ngannou adalah cerita tentang mimpi dan kerja keras untuk menjadikan mimpi tersebut nyata. Ngannou adalah perwujudan tentang impian besar yang bisa digenggam selama kepercayaan diri tak pernah dilepas dari tangan.
Ngannou belum jadi apa-apa hingga usianya masuk ke 20-an. Ia masih mengemban mimpi jadi petinju namun sulit menghidupkan mimpinya di Kamerun.
Dengan kepercayaan yang masih membara dalam dirinya, ia coba merantau ke Eropa pada usia 26 tahun. Di atas kertas, usia 26 tahun tentu bukan usia ideal untuk mulai merintis karier di olahraga tarung profesional macam petinju.
Francis Ngannou melalui perjalanan panjang untuk bisa jadi bintang UFC. (Getty Images via AFP/GREGORY SHAMUS)
|
Ngannou harus melewati perbatasan negara-negara secara ilegal sebelum tiba di Maroko. Dia harus tidur di semak-semak dan mencari sisa makanan di tempat sampah.
Ngannou lalu menyeberang ke Spanyol dengan risiko bakal dipenjara sebagai pendatang ilegal. Ngannou sudah memahami semua itu. Tidak ada yang membuatnya gentar selama mimpi menjadi petinju profesional terus menyala di otaknya.
Setelah akhirnya tiba di Prancis, Ngannou juga masih mengembara dan hidup tak pasti sampai akhirnya ia bertemu Didier Carmont. Carmont punya jasa besar pada Ngannou karena ia yang membantu berbagai keperluan Ngannou termasuk latihan tinju secara gratis.
Meski garis hidupnya tak berjalan di tinju, Ngannou menemukan jalan lain yaitu di mixed martial arts.
Karier telat Ngannou, menjalani debut MMA pada usia 27 tahun, dibayar lunas lewat pesatnya kemajuan yang ia alami.
Ngannou hanya butuh dua tahun untuk bisa direkrut oleh UFC dan jadi salah satu petarung kelas berat.
Keganasan Ngannou dan tingginya persentase KO miliknya membuat ia cepat dikenal. Hanya dalam waktu tiga tahun, Ngannou sudah bisa tampil dalam perebutan gelar juara kelas berat UFC melawan Stipe Miocic.
Ngannou kalah saat itu. Ia mengatur ulang perjalanannya dan akhirnya mendapat kesempatan rematch di UFC 260, Maret 2021. Ngannou kali ini dominan dan menang KO atas Miocic.
Dongeng tentang perjalanan karier Ngannou dan segala kesedihan di dalamnya telah berakhir indah. Ngannou jadi juara kelas berat UFC.
Namun tidak seharusnya Ngannou lengah dan menganggap dongengnya layak berakhir di titik ini.
Tantangan Jon Jones dan Misi Petarung Terhebat Sepanjang Sejarah
BACA HALAMAN BERIKUTNYAhttps://ift.tt/3w8cWbj
March 30, 2021 at 08:17AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Francis Ngannou dan Dongeng Indah yang Seharusnya Belum Usai"
Posting Komentar