Dia masih berusia 15 ketika Putri Diana meninggal dalam kecelakaan mobil di sebuah terowongan di Kota Paris, Perancis karena menghindari pengejaran paparazzi.
Setelah peristiwa tersebut, selama bertahun-tahun, baik William maupun adiknya, Pangeran Harry, diketahui mengalami sejumlah gejala kesehatan mental. Namun, keterbukaan berhasil membuat dua pewaris kerajaan Inggris tersebut bisa keluar dari depresi setelah kehilangan sang ibu.
"Tak ada sakit yang lebih dari itu [mendengar kepergian Putri Diana," ujar William dalam dokumenter BBC seperti dilansir CNN, Sabtu (18/5).
Duke of Cambridge itu pun mengatakan dahulu dalam menjalani kehidupan terasa lebih berat karena luka psikis yang dialami tersebut. Namun, sambungnya, lewat keterbukaan rasa sakit itu pun bisa diatasi dan tak mengganggu mentalnya secara lebih berat.
Dia puun menyatakan warga Inggris--umumnya pria--harus lebih nyaman dalam membicarakan mengenai persoalan gangguan mental. Itu, sambungnya, tak lepas dari rasa malu yang kerap menghinggap.
"Kita seharusnya lebih rileks sedikit, dan agar bisa membicarakan emosi kita, karena kita bukanlah robot," ujar William.
Keterbukaan itu pulalah yang ditunjukkan William terkait jabatannya sebagai Presiden Asosiasi Sepakbola Inggris. Dia terlihat lebih terbuka secara emosi ketika mencoba berbicara dengan sejumlah pesepak bola seperti Peter Crouch, Danny Rose, Thierry Henry, Jermaine Jenas, dan Manajer Timnas Inggris Gareth Southgate.
[Gambas:Video CNN]
(CNN/kid)
http://bit.ly/2LTxBgo
May 19, 2019 at 09:45AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kisah Pedih Pangeran William, Kematian Tragis Putri Diana"
Posting Komentar