Sebelumnya, pemerintah mengaku akan menghentikan impor bahan bakar minyak (BBM) jenis avtur dan Solar mulai Mei 2019. Hal itu dilakukan untuk memperbaiki kinerja neraca dagang.
"(Penyetopan impor) untuk tahun ini. Untuk tahun depan, kami lihat tahun depan bisnis tahun depan seperti apa," ujar Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas'ud Khamid di sela di sela Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Selasa (14/5).
Mas'ud mengungkapkan kebutuhan Solar dalam negeri, baik untuk kebutuhan transportasi maupun industri, berkisar 27 juta hingga 30 juta kiloliter (kl) setiap tahunnya.
Saat ini, sejumlah kilang perseroan telah mampu memproduksi Solar sesuai kebutuhan dengan menyerap pasokan minyak mentah dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S). Beberapa di antaranya Kilang Cilacap dan Kilang Balikpapan.
Selain itu, pemerintah juga telah menjalankan mandatori campuran biodiesel sebesar 20 persen yang bisa mensubstitusi sekitar 6,2 juta juta kiloliter (kl) kebutuhan Solar untuk tahun ini.
Adapun stok Solar Pertamina per 10 Mei mencapai 1,98 juta kl atau cukup untuk kebutuhan 26 hari.
Sementara, untuk avtur, perseroan telah memenuhi kebutuhan avtur dalam negeri sejak beberapa bulan terakhir. Produksinya utamanya di Kilang Balongan dan Kilang Cilacap.
Secara terpisah, Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Djoko Siswanto mengungkapkan Pertamina mampu memproduksi avtur di dalam negeri karena konsumsi minyak tanah yang berkurang akibat konversi ke LPG.
"Minyak tanah itu spesifikasinya dekat dengan avtur. Jadi pengolahan dioptimalkan untuk memproduksi avtur sesuai kebutuhan," ujarnya.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, rata-rata konsumsi harian avtur mencapai 13.414 kl. Per 10 Mei 2019, stok avtur tercatat sebesar 615.512 kl atau setara dengan stok 48 hari.
[Gambas:Video CNN] (lav)
http://bit.ly/2HmlIdp
May 15, 2019 at 01:41AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pertamina Pastikan Setop Impor Solar dan Avtur Tahun Ini"
Posting Komentar