
Menurut Penata Fungsi Protokoler Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kolombo, Ullif Taftazani, ada tiga orang WNI yang bermukim di Provinsi North-Western.
"Berdasar database WNI KBRI ada 2 orang WNI yang tinggal di daerah Chilaw (Anantya Resort) dan satu orang di Gampaha. Ketiganya aman tidak terkena dampak konflik," kata Ullif kepada CNNIndonesia.com, Selasa (14/5).
Kerusuhan terjadi ketika sekelompok orang menyerang sebuah bengkel kayu milik seorang tukang kayu Muslim. Sang pedagang kemudian meninggal di rumah sakit akibat luka serius sabetan senjata tajam.
Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe sudah menetapkan jam malam guna mencegah kelompok tidak dikenal mengacaukan keamanan.
Kepala Kepolisian Chandana Wickramaratne, mengingatkan polisi akan mengambil tindakan tegas terhadap para perusuh. Dia bilang polisi telah diberi perintah untuk menggunakan kekuatan maksimum.
Polisi mengatakan kerusuhan yang terjadi saat muslim melakukan puasa di bulan Ramadan itu telah melakukan aksi sporadis seperti melempar batu serta membakar toko, sepeda motor, dan mobil milik muslim.
Pada awal Mei lalu, bentrok antara umat Kristen dan Muslim pecah di Negombo, di mana terdapat salah satu gereja yang menjadi target serangan bom pada Paskah lalu.
Aparat setempat melaporkan bahwa minuman beralkohol sangat mempengaruhi emosi pihak-pihak yang terlibat dalam bentrokan tersebut. Gereja Katolik Sri Lanka pun meminta pemerintah untuk melarang alkohol.
Islam sendiri merupakan agama mayoritas kedua di Sri Lanka setelah Buddha. Sementara itu, Kristen menjadi minoritas dengan jumlah penganut hanya 7,6 persen dari keseluruhan penduduk.
Namun, di Negombo dan Chilaw, Kristen menjadi mayoritas. Kebanyakan warga merasa khawatir dengan kehadiran Muslim di tengah komunitas mereka. (ayp)
http://bit.ly/2HmVlns
May 14, 2019 at 09:09PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sri Lanka Kembali Rusuh, KBRI Sebut WNI Aman"
Posting Komentar