Karier Hansamu melesat tajam pada 2010 usai ditempa SSB Mojokerto Muda. Ia juga berkesempatan gabung SAD Indonesia atau Tim Deportivo Indonesia yang berlatih di Uruguay.
Dari situ pintu menuju Timnas Indonesia terbuka dan kini menjelma bek andalan Skuat Garuda. Ia nyaris membawa Timnas Indonesia meraih gelar Piala AFF pada 2016 atau yang merupakan debut turnamen bersama timnas senior.Bagaimana cerita masa kanak-kanak Hansamu hingga jadi pemain muda di antara senior saat Piala AFF 2016? Berikut wawancara eksklusif CNNIndonesia.com dengan Hansamu Yama Pranata:
Bisa cerita pengalaman masa kecil ketika masih bermimpi menjadi pesepakbola?
Cita-cita saya memang ingin jadi pemain sepak bola. Saya selalu memimpikan bermain sepak bola terus mencetak gol lalu selebrasi dan dilihat banyak orang. Begitulah bayangan saya mau jadi pesepakbola.
Tidak ada yang menginspirasi saya untuk jadi pemain bola. Di keluarga saya tidak ada yang main bola. Ayah saya justru main voli. Jadi memang terinspirasi sendiri saja.
Siapa saja pemain idola Hansamu?
Di lokal banyak pemain yang saya idolakan, pertama dulu saya mengidolakan Zheng Cheng (kiper Persebaya) soalnya saya waktu main bola pertama jadi kiper.
Waktu SD pelatih saya minta saya jadi kiper karena saya tinggi badannya. Tapi saat masuk SSB dimainkan sebagai bek sampai sekarang.
Hansamu Yama sudah menjadi pilar Timnas Indonesia U-19. (CNNIndonesia/Adhi Wicaksono)
|
Apa pengalaman menarik ketika Anda bergabung dengan SAD ke Uruguay pada 2013?
Di Uruguay banyak sekali pengalaman yang saya dapat, terutama menjadi seorang pribadi yang mandiri. Karena di sana kita diajarkan hidup mandiri, disiplin, kekeluargaan antarpemain, dan banyaklah pastinya.
Cerita menarik banyak juga, tapi yang membekas itu ketika saya tidak bisa pulang kampung saat lebaran. Waktunya Salat Id kita malah latihan, terus malamnya cari tempat masing-masing buat telpon orang rumah, terus pada nangis semua.
Kemudian dilirik Indra Sjafri ke U-19. Seperti apa peran Indra buat karier seorang Hansamu?
Coach Indra sangat membantu, soalnya beliau yang memberikan kesempatan kepada saya buat pertama kali tampil di event internasional dan menjadi debut saya di timnas kelompok umur. Coach Indra juga melengkapi ilmu yang saya dapat dari Uruguay dan membantu saya mengaplikasikannya di Piala AFF U-19 waktu itu.
Di mata saya, beliau orang yang disiplin dan tegas.
Cerita pengalaman suka-duka di Barito Putera, klub profesional pertama?
Barito akan selalu istimewa karena jadi klub profesional pertama saya. Banyak pengalaman selama empat musim saya di Banjarmasin.
Di Barito Putera juga saya bisa belajar lebih banyak soal sepak bola Indonesia, tapi sayangnya saya belum bisa memberikan gelar.
Hansamu Yama jadi bagian Timnas Indonesia di Piala AFF 2016. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
|
Pahitnya itu ya kemarin waktu PSSI di banned FIFA sih, karena sempat main tapi berhenti. Itu saja sih.
Apa arti Persebaya buat Hansamu?
Main di Persebaya ibarat impian jadi nyata. Saya mau main bola, ditonton orang banyak dan melakukan selebrasi di depan orang banyak itu maksudnya Bonek (suporter Persebaya). Persebaya juga yang akhirnya jadi inspirasi saya jadi pesepakbola.
Hansamu Yama bermimpi jadi pemain Persebaya sejak kecil. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
|
Tidak menyangka. Dulu awalnya ikut seleksi saja sudah senang banget. Tidak pernah mengira dan merasa tidak mungkin masuk tim. Tapi tahunya terpilih, Alhamdulillah.
Dulu dulu waktu 2010, saya cuma bisa nonton di TV dan tidak berpikir bisa dilatih sama Alfred Riedl. Beliau sangat disiplin, tegas, dan suka dengan pemain muda. Beliau juga sukses memadukan pemain senior dan muda di Piala AFF yang kala itu tiap klub hanya boleh ambil dua pemain.
Pengalaman yang paling berkesan di Piala AFF 2016?
Pengalaman paling berkesan itu waktu bisa cetak gol di Piala AFF 2016. Kedua, saya bisa bermain dengan Boaz Solossa. Ketiga, bisa dapat banyak pengalaman dari pemain di tim Piala AFF 2016 itu. Pengalaman yang sangat luar biasa menurut saya dan bisa melawan tim kuat seperti Thailand dan Vietnam.
Hansamu Yama terkagum bisa bermain dengan legenda Timnas Indonesia, Boaz Solossa. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
|
Timnas Indonesia nyaris meraih trofi Piala AFF 2016 tapi masuk 10 pemain muda terbaik. Bisa ceritakan gejolak batin ketika itu?
Rasanya tidak karuan. Jelang leg kedua di Thailand, saya susah tidur soalnya sudah kepikiran pertandingan itu.
Soal jadi pemain terbaik itu enggak penting. Buat saya gelar bagi tim lebih utama.
Anda menjadi satu di antara sedikit bek muda yang sering dapat kepercayaan main di Timnas Indonesia. Bagaimana pendapat Anda?Alhamdulillah itu sudah rezeki menurut saya, bukan faktor saya pemain bagus, banyak juga pemain yang lebih bagus dari saya tapi kalau belum rezekinya kan enggak bisa juga masuk timnas.
Ada keinginan di sepak bola yang belum tercapai?
Jadi juara bersama Persebaya dan Timnas Indonesia senior itu harapan saya ke depan.
[Gambas:Video CNN] (TTF)
https://ift.tt/2xz4ngx
April 20, 2020 at 07:27AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Hansamu Yama: Saya Minder Lihat Boaz"
Posting Komentar