Di Asia, mayoritas mata uang berada di zona hijau. Won Korea Selatan menguat 0,32 persen, yen Jepang 0,17 persen, ringgit Malaysia 0,15 persen, baht Thailand 0,04 persen, peso Filipina 0,04 persen, dan dolar Singapura 0,01 persen.
Hanya dolar Hong Kong yang melemah 0,01 persen dari mata uang Negeri Paman Sam. Sebaliknya, mata uang negara maju cenderung melemah dari dolar AS.
Dolar Australia melemah 0,26 persen, dolar Kanada minus 0,17 persen, poundsterling Inggris minus 0,05 persen, franc Swiss minus 0,01 persen. Sementara rubel Rusia menguat 0,07 persen dan euro Eropa 0,04 persen.
Hal ini menandakan aktivitas ekonomi mungkin akan kembali bergerak setelah 'padam' dalam beberapa waktu terakhir akibat penyebaran pandemi virus corona atau Covid-19.
Sentimen lain datang dari proyeksi Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) yang kembali menyatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi negatif bagi negara-negara terdampak pandemi corona. Proyeksi negatif ini akan berpengaruh ke kinerja perusahaan.
"Jadi ada dua sentimen yang bertolak belakang di pasar pagi ini," ungkap Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Ia mengatakan tarik menarik sentimen positif dan negatif ini mungkin membawa rupiah bertahan.
[Gambas:Video CNN]
(uli/agt)
https://ift.tt/2yc8wa6
April 15, 2020 at 09:17AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Macet di Posisi Rp15.645 per Dolar AS"
Posting Komentar