Hilang 5.000 Hari, Leeds Kembali dengan Gagah Berani

Jakarta, CNN Indonesia --

Leeds United memang kalah dari Liverpool dalam laga perdana Liga Inggris. Namun Leeds sukses membuktikan bahwa mereka layak jadi salah satu tim yang patut mendapat sorotan musim ini.

Tertinggal dan kemudian bisa menyamakan kedudukan melawan Liverpool sebanyak tiga kali merupakan sebuah catatan luar biasa. Hal itulah yang dilakukan Leeds usai kembali ke divisi teratas dari kompetisi Liga Inggris.

Leeds terakhir kali tampil di Liga Inggris pada musim 2003/2004. Setelah 16 tahun berjuang, bahkan sempat terjerembab di League One, Leeds kembali ke kasta Premier League. Leeds butuh waktu lebih dari 5.000 hari untuk bisa berdiri sejajar dengan tim-tim besar macam Liverpool, Manchester United, dan Arsenal.


Setelah kembali ke kasta tertinggi, Leeds mampu menunjukkan bahwa mereka punya potensi untuk berbicara banyak musim ini.

Dalam duel lawan Liverpool, Leeds sukses memprakterkkan cara pressing yang efektif dan efisien. Lini belakang Liverpool yang dikenal tangguh dan solid musim lalu pun bisa dibobol tiga kali oleh pemain-pemain Leeds.

Leeds United's Jack Harrison scores his side's first goal during the English Premier League soccer match between Liverpool and Leeds United, at the Anfield stadium, in Liverpool, Saturday, Sept. 12, 2020. (Shaun Botterill, Pool via AP)Jack Harrison saat mencetak gol pertama ke gawang Liverpool. (AP/Shaun Botterill)

Menilik proses gol Leeds, jelas terlihat tim-tim ini punya kemampuan permainan kolektif yang tinggi. Gol Mateusz Klich yang membuat skor 3-3 menunjukkan kematangan pola permainan Leeds yang sudah dibina oleh Marcelo Bielsa sejak dua musim lalu.

Leeds mampu menekan Liverpool di daerah pertahanan The Reds, menguasai bola dan kemudian memainkan skema yang membuat Klich terlepas dari pengawalan lini belakang Liverpool.

Permainan menekan Leeds membuat Trent Alexander-Arnold tidak terlihat sebagai salah satu full back terbaik di dunia saat ini. Alexander-Arnold beberapa kali kedodoran menutup pergerakan pemain-pemain Leeds di sisi kanan.

Van Dijk juga dibuat Leeds tak berdaya lewat blundernya di balik proses gol kedua dan kegagalannya memotong bola di balik proses gol ketiga.

Alisson Becker yang jadi benteng tangguh sepanjang musim lalu pun tak berdaya di hadapan Leeds. Alisson kebobolan tiga kali dari tiga tembakan tepat sasaran yang dilepaskan oleh Leeds. Hal itu berarti Alisson sama sekali tidak melakukan penyelamatan di laga tersebut.

Leeds juga unggul dalam penguasaan bola atas Liverpool, tim yang dalam musim lalu sulit ditaklukkan dalam penguasaan bola.

Setelah pertandingan berakhir, Mohamed Salah, Virgil van Dijk, dan Jurgen Klopp kompak memuji Leeds. Sebuah hadiah hiburan di tengah kekalahan yang mengecewakan.

Leeds United's Patrick Bamford, center scores his side's second goal during the English Premier League soccer match between Liverpool and Leeds United, at the Anfield stadium, in Liverpool, Saturday, Sept. 12, 2020. (Phil Noble, Pool via AP)Leeds United berhasil membuat lini belakang Liverpool menjadi rapuh. (AP/Phil Noble)

Kemenangan Tetap yang Terpenting

Leeds melalui pekan pertama dengan banjir pujian. Mereka bisa mengimbangi Liverpool yang tampil dominan dan jadi juara Liga Inggris musim lalu.

Namun yang patut diingat adalah pujian di balik kekalahan tak berarti apapun lantaran tak ada poin yang mereka genggam.

Kegagalan Leeds meraih poin di laga lawan Leeds tak lepas dari buruknya koordinasi di lini belakang. Seiring keberhasilan mereka menekan Liverpool di daerah lawan, koordinasi pertahanan Leeds masih berantakan.

Virgil van Dijk berhasil lolos tanpa pengawasan saat sukses mencetak gol kedua. Ketika mereka sibuk mengawasi Van Dijk, Leeds justru lupa untuk tetap mengamati Mohamed Salah. Alhasil, lahirlah gol ketiga Liverpool.

Leeds United's head coach Marcelo Bielsa follows the game during the English Premier League soccer match between Liverpool and Leeds United, at the Anfield stadium, in Liverpool, Saturday, Sept. 12, 2020. (Paul Ellis, Pool via AP)Marcelo Bielsa sukses membuat Leeds United tampil impresif di laga lawan Liverpool. (AP/Paul Ellis)

Keberhasilan Liverpool mendapat dua penalti di laga ini makin membuktikan koordinasi bertahan Leeds belum mumpuni. Bila pada penalti pertama Leeds terbilang sial lantaran bola menghantam tangan Robin Koch, di penalti kedua yang membuat skor berubah jadi 4-3, Rodrigo jelas melakukan kesalahan dengan melakukan pelanggaran terhadap Fabinho dalam situasi yang sejatinya tidak berbahaya.

Selain dari empat gol yang bersarang, keberanian pemain-pemain Leeds melakukan umpan-umpan pendek di daerah pertahanan beberapa kali berujung kesalahan dan membuat bola sukses direbut pemain Liverpool.

Banner Live Streaming MotoGP 2020

Dengan merujuk laga lawan Liverpool adalah laga perdana, kesalahan-kesalahan Leeds ini masih bisa ditoleransi dan jadi pijakan untuk tampil lebih baik di duel selanjutnya.

Terlepas dari kesalahan yang ada, harus diakui bahwa Leeds United mencatat penampilan gagah berani dalam peresmian kembalinya mereka ke Premier League.

(ptr)

[Gambas:Video CNN]

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/35ssPP7

September 13, 2020 at 06:36AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Hilang 5.000 Hari, Leeds Kembali dengan Gagah Berani"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.