Bukber Tak Harus Jadi Ajang Pamer Sosial

Jakarta, CNN Indonesia -- Badai berbuka puasa bersama alias bukber mewarnai bulan Ramadan. Media sosial pun tak ayal penuh dengan berbagai foto bukber yang penuh kehangatan.

Eksistensi media sosial membuat kegiatan bukber menjadi hit. Tak masalah, hanya saja seseorang harus berhati-hati agar kegiatan bukber tak kehilangan esensinya.

Pengamat sosial dan budaya Universitas Indonesia, Devie Rahmawati khawatir esensi bukber malah bergeser jadi ajang pameran sosial.

"Mereka menunjukkan diri bahwa mereka memiliki jejaring sosial yang luas, dari perpindahan satu lokasi bukber ke lokasi lainnya," kata Devie saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (17/6).

Dari aspek spiritual, lanjut Devie, laku pamer agenda bukber juga sudah berlari dari ajaran Islam.

"Bersosial itu bukan untuk menunjukkan siapa diri kita, tapi untuk mengasah rasa sensitif terhadap lingkungan," kata Devie.

Belum lagi ajang pamer yang terjadi saat kegiatan buka bersama dilakukan bersama orang-orang yang membutuhkan. Pada bulan Ramadan, memberikan makan yatim piatu bisa jadi alternatif untuk bersedekah dengan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Bukan pameran sosial yang seharusnya hadir mewarnai kegiatan bukber di bulan Ramadan. Devie mengatakan, kegiatan bukber lebih baik dijadikan sebagai ajang inspirasi sosial yang memberikan dampak bagi orang banyak.

"Kalau inspirasi sosial, acara berbaginya tidak bicara tentang kita, tapi tentang orang lain. Kalau pun ada tentang kita, itu narasinya sedikit sekali," pungkas Devie.

[Gambas:Video CNN] (els/asr)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2VRBnvq

May 19, 2019 at 01:14AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Bukber Tak Harus Jadi Ajang Pamer Sosial"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.