Demokrat Sebut Koalisi dengan 02 Berakhir jika Prabowo Kalah

Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean, menyebut hubungan koalisi pihaknya dengan kubu Prabowo Subianto berakhir jika kalah pada Pilpres 2019.

Ferdinand mengatakan Demokrat hanya akan bertahan di Koalisi Adil Makmur jika Prabowo-Sandi ditetapkan jadi presiden dan wakil presiden.

"Kalau Pak Prabowo menang, Demokrat punya kewajiban moril dalam politik mengawal pemerintahan, tapi kalau Pak Jokowi yang diputuskan menang, maka kerja sama koalisi berakhir," ujar Ferdinand saat ditemui di sela Rapat Pleno Rekapitulasi Suara Luar Negeri di Kantor KPU, Jakarta, Senin (6/5).

Ia menyampaikan sikap resmi Demokrat baru akan diutarakan usai KPU menetapkan pemenang Pilpres 2019 pada 22 Mei 2019. Demokrat akan menggelar rapat internal yang dipimpin SBY.

Ferdinand membuka peluang Demokrat masuk ke barisan Jokowi jika diminta oleh sang petahana.

"Dalam pemerintahan tidak bisa jadi sikap politik Demokrat. Kalau Pak Jokowi mengajak kita pertimbangkan dan dibahas oleh majelis tinggi yang dipimpin SBY," ucap dia.

Sebelumnya, Ferdinand juga membantah klaim Wakil Ketua Dewan Syura PKS Hidayat Nur Wahid bahwa pihaknya menyediakan data kemenangan 62 persen bagi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.

Ferdinand menyebut data 62 persen yang dimiliki Demokrat adalah jajak pendapat kader untuk memilih koalisi. Survei itu dilakukan Agustus 2018, bukan setelah Pilpres 2019.

Mengutip pemikiran Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief, Ferdinand menyatakan tidak mungkin Prabowo meraih suara hingga 62 persen. Hal itu mengingat kemenangan SBY di Pilpres 2009.

Saat itu, kata Ferdinand, SBY menang di seluruh Jawa, tapi hanya meraih 60 persen suara. Sementara saat ini Prabowo kalah di sejumlah daerah di Jawa.
[Gambas:Video CNN] (dhf/dea)

Let's block ads! (Why?)